Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

487 Pejabat Peru, Menteri hingga Mantan Presiden Diam-diam Divaksin Covid-19 Dulu

Negara Peru dilanda skandal vaksinasi Covid-19 besar, di mana ratusan pejabat ketahuan divaksinasi terlebih dahulu.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in 487 Pejabat Peru, Menteri hingga Mantan Presiden Diam-diam Divaksin Covid-19 Dulu
Zhang Yuwei / XINHUA / Xinhua via AFP
Seorang staf menampilkan sampel vaksin Covid-19 yang tidak aktif di pabrik produksi vaksin China National Pharmaceutical Group Co., Ltd. (Sinopharm) di Beijing, ibukota China, 10 April 2020. 

TRIBUNNEWS.COM - Negara Peru dilanda skandal vaksinasi Covid-19 besar, di mana ratusan pejabat ketahuan divaksinasi terlebih dahulu.

Lebih dari 480 pejabat termasuk menteri hingga mantan presiden diam-diam disuntik vaksin Covid-19.

Mirisnya, mereka melakukan ini bahkan sebelum vaksinasi resmi dimulai, kata Presiden Francisco Sagasti.

Sagasti pada Senin (15/2/2021) mengumumkan bahwa 487 orang memanfaatkan posisi mereka untuk melakukan vaksinasi lebih dulu, dikutip dari CNN

Adapun vaksin Covid-19 yang digunakan yakni vaksin Sinopharm buatan China.

"Kami mengulangi kekesalan dan kekecewaan kami setelah diberi tahu bahwa 487 orang, termasuk banyak pejabat senior, memanfaatkan posisinya untuk divaksinasi dengan vaksin Sinopharm, yang melengkapi vaksin yang digunakan dalam uji klinis di negara kami," kata Sagasti, menurut laporan media pemerintah Andina.

Baca juga: Menteri Kesehatan: Vaksinasi Covid-19 Pedagang Pasar Bertahap, Dimulai di 115 Pasar se-Jabodetabek

Baca juga: Wapres Mengaku Tak Sakit, dan Tidak Pusing Usai Divaksin, Maruf Amin Ajak Lansia Vaksin Covid-19

Ibu dengan dua anak yang mengemis di bawah terik matahari di kota Lima, Peru.
ILUSTRASI NEGARA PERU - Ibu dengan dua anak yang mengemis di bawah terik matahari di kota Lima, Peru. (Instagram)

Pengungkapan ini menyusul laporan media lokal bahwa mantan Presiden Martin Vizcarra dan istrinya Maribel Diaz Cabello telah divaksinasi saat menjabat pada Oktober lalu.

Berita Rekomendasi

Keduanya tidak merilis informasi ini ke publik.

Vizcarra mengatakan bahwa dia dan istrinya divaksinasi sebagai bagian dari uji klinis.

Tetapi Universitas Heredia Cayetano, yang bertanggung jawab atas uji coba tersebut menyangkal mereka berpartisipasi sebagai sukarelawan.

Padahal kebijakan bahwa tidak semua pejabat akan divaksin lebih dulu terjadi saat pemerintahan Vizcarra.

Sagasti mencatat bahwa beberapa anggota pemerintahannya sendiri juga melakukan kecurangan itu.

Salah satunya Menteri Luar Negeri Elizabeth Astete.

"Kami sangat marah, dan ini membuat kami sangat sedih, karena orang-orang yang membentuk Pemerintahan Transisi dan Darurat kami ini, gagal memenuhi tugas mereka sebagai pegawai negeri dan untuk menunjukkan kesetiaan kepada Presiden Dewan Menteri dan saya," kata Sagasti.

Negosiator Peru saat pembelian vaksin Sinopharm, Astete dalam pernyataannya akhir pekan lalu menegaskan bahwa dia telah divaksin pada 22 Januari.

Astete mengatakan dosis yang dia terima dia yakini sebagai "dosis sisa yang dipegang oleh Universitas Heredia Cayetano."

Presiden Peru Martin Vizcarra menyaksikan permainan angklung persembahan Kedutaan Besar RI di Lima, Peru.(DOKUMENTASI KBRI LIMA)
Mantan Presiden Peru Martin Vizcarra menyaksikan permainan angklung persembahan Kedutaan Besar RI di Lima, Peru.(DOKUMENTASI KBRI LIMA) (Via Kompas.com)

Peru menerima 300.000 dosis pertama vaksin Sinopharm pada 7 Februari ini.

Kemudian mulai mendistribusikannya ke petugas kesehatan dua hari kemudian.

Peru merupakan negara Amerika Latin yang pertam kali melakukan gerakan vaksinasi ini.

Lebih lanjut Astete mengatakan bahwa dia mengakui kesalahan karena diam-diam melakukan vaksinasi.

Dia juga menyesali soal mantan Presiden Vizcarra dan istrinya yang juga melakukan hal ini.

Untuk itu, kata Astete, dia memutuskan tidak menerima vaksin Covid-19 dosis kedua.

"Saya menyadari kesalahan serius yang saya buat, itulah mengapa saya memutuskan tidak menerima dosis kedua," kata Astete.

Kedutaan Besar China di Peru mengatakan mereka mengetahui laporan tersebut tetapi tidak memiliki informasi tentang siapa yang divaksinasi.

Baca juga: Bill Gates Sebut Suntikan Vaksin Ketiga Mungkin Dibutuhkan untuk Memerangi Varian Baru Covid-19

Baca juga: 16,9 Juta Pekerja Publik dan 21,5 Juta Lansia akan Vaksinasi Tahap 2

Machu Picchu
Machu Picchu, Peru (boredpanda.com)

"Pihak China menekankan bahwa uji klinis ini dilakukan sesuai dengan prosedur yang disyaratkan oleh otoritas Peru," kata kedutaan dalam sebuah pernyataan.

"Pihak China tidak memiliki informasi tentang identitas mereka yang divaksinasi."

Peru merupakan negara Amerika Latin pertama yang mendistribusikan vaksin Sinopharm China pada 9 Februari.

Meskipun telah memesan Pfzier/BioNTech dan Oxford/AstraZeneca, Sinopharm adakan satu-satunya vaksin yang siap digunakan saat ini di sana.

Peru pada laporan Senin (16/2/2021) memiliki 1.238.501 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan 43.880 kematian, menurut Universitas Johns Hopkins.

Worldometers pada Rabu (17/2/2021) mencatat 1.244.729 kasus Covid-19.

Sebanyak 44.056 jiwa meninggal dunia dengan jumlah kesembuhan 1.155.956.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas