Departemen Luar Negeri AS: Biden Bersedia Berbicara dengan Iran Soal Kembali ke Kesepakatan Nuklir
AS menyatakan bersedia terlibat dalam pembicaraan tentang kemungkinan kembali ke kesepakatan nuklir Iran 2015.

Setelah menarik diri, AS menerapkan sanksi keras terhadap Iran hingga saat ini.
Pemerintahan baru AS saat ini, Joe Biden menyatakan ingin memulihkan kesepakatan nuklir tersebut.
Pada awal Februari, Khamenei mengatakan "kebijakan definitif" Iran tentang Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).
Kesepakatan itu secara resmi diketahui, AS harus mencabut sanksi terlebih dahulu karena secara sepihak melanggar kesepakatan.
Iran juga mengusulkan agar kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa dan kepala "koreograf" Komisi Gabungan JCPOA Josep Borrell kembali patuh di bawah kesepakatan oleh kedua belah pihak.
Pernyataan Khamenei itu dirilis ketika Iran ingin menghentikan implementasi sukarela dari Protokol Tambahan, yang memberikan otoritas inspeksi luas kepada pengawas nuklir PBB.
Sesuai undang-undang yang disetujui parlemen pada Desember, Iran akan membatasi, tetapi tidak menghentikan inspeksi mulai 23 Februari.
Baca juga: 80 Orang Cedera, Pembangkit Nuklir Fukushima Jepang Aman, Jalan Tol Joban Tohoku Ditutup Satu Jalur
Baca juga: Wanita Ini Rekam Video Syur dengan Kekasihnya di Pangkalan Rahasia Kapal Selam Nuklir Lalu Dijual

Tidak Ada Ruang untuk Senjata Nuklir
Kazem Gharib Abadi, perwakilan Iran untuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah memberi tahu badan tersebut tentang langkah tersebut.
Pada Selasa (16/2/2021) dia mengatakan, Iran akan menghentikan beberapa "langkah-langkah transparansi" yang berhubungan dengan produksi 'kue kuning' dan pengayaan uranium.