Pengadilan Lebanon Copot Hakim yang Pimpin Investigasi Ledakan Beirut
Pengadilan Lebanon mencopot hakim yang memimpin penyelidikan ledakan Beirut pada Agustus tahun lalu, proses hukum mungkin akan tertunda.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
"Kami membutuhkan jawaban, dan Lebanon telah menunjukkan bahwa mereka tidak mampu memberikan jawaban," tuturnya.
Pengacara Youssef Lahoud, yang mewakili sekitar 1.400 korban, mengatakan kepada Reuters, Menteri Kehakiman sekarang harus mencalonkan hakim lain dan mendapatkan persetujuan dari dewan peradilan yang lebih tinggi.
Upaya Pembangunan Kembali yang Terhenti
Enam bulan pascaledakan besar yang meluluhlantakkan Beirut, bekas kerusakan masih terlihat di berbagai sudut.
Mengutip Al Jazeera, keadaan ekonomi Lebanon yang buruk telah melumpuhkan upaya pembangunan kembali.
Para korban dan penyintas ledakan Beirut mengatakan, pemerintah tak menawarkan bantuan rekonstruksi dan dinilai gagal menemukan siapa yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Satu di antara korban ledakan Beirut pun buka suara.
Baca juga: Kaleidoskop Internasional Agustus 2020: Ledakan di Beirut, PM Jepang Shinzo Abe Mengundurkan Diri
Baca juga: Kaleidoskop 2020 : Peristiwa di Timur Tengah, Tewasnya Qasem Soleimani hingga Ledakan Beirut
"Cara pemerintah memperlakukan (kami) ini menghina," kata Mireille Khoury, yang putranya Elias (15) tewas dalam ledakan tersebut.
Khoury termasuk di antara banyak korban di Ibu Kota Lebanon yang menyerukan penyelidikan internasional independen.
Mereka yakin pengadilan Lebanon akan gagal meminta pertanggungjawaban tokoh-tokoh berpengaruh untuk menyelidiki ledakan yang menewaskan sekira 200 orang dan melukai lebih dari 6.000 orang serta menghancurkan puluhan ribu rumah.
"Setelah enam bulan, penyelidikan di sini, di Lebanon, tidak mengasilkan apa-apa," katanya.
Baca juga: Kepanikan Terjadi Akibat Kebakaran di Beirut Lebanon, Penduduk Trauma, Penyebab Belum Diketahui
PM Lebanon Mengundurkan Diri
Hasaan Diab mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Perdana Menteri enam hari setelah ledakan karena kemarahan publik meluap menjadi protes jalanan.
Tetapi dia tetap dalam kapasitas sebagai pengurus karena Saad Hariri yang ditunjuk Perdana Menteri sejauh ini gagal membentuk pemerintahan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.