Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rencana Kontroversial PM Israel untuk Kirim Kelebihan Vaksin ke Negara Sekutu Ditangguhkan

Rencana kontroversial Netanyahu untuk mengirimkan kelebihan vaksin virus corona ke sekelompok negara sekutu dibekukan, Kamis (25/2/2021).

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
zoom-in Rencana Kontroversial PM Israel untuk Kirim Kelebihan Vaksin ke Negara Sekutu Ditangguhkan
Miriam ALSTER / POOL / AFP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menerima dosis kedua COVID-19 di Sheba Medical Center di Ramat Gan, dekat kota pesisir Tel Aviv, pada 9 Januari 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Rencana kontroversial Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk mengirimkan kelebihan vaksin virus corona ke sekelompok negara sekutu dibekukan, Kamis (25/2/2021).

Kantor Netanyahu menerangkan, keputusan ini diambil menyusul munculnya tantangan hukum terhadap kesepakatan tersebut.

Mengutip Al Jazeera, ini merupakan kebijakan terbaru yang menimbulkan pertanyaan di dalam negeri terkait otoritas pengambilan keputusan Netanyahu.

Rencana tersebut juga menggambarkan bagaimana pada saat kekurangan global, vaksin telah menjadi aset yang dapat digunakan untuk keuntungan diplomatik.

Baca juga: 2 Juta Vaksin Mandiri dari Sinopharm Tiba Bulan Depan

Baca juga: Vaksin yang Dibuat India Justru Ditolak Pekerja Medisnya dan Diragukan Kemanjurannya

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menerima dosis kedua COVID-19 di Sheba Medical Center di Ramat Gan, dekat kota pesisir Tel Aviv, pada 9 Januari 2021.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menerima dosis kedua COVID-19 di Sheba Medical Center di Ramat Gan, dekat kota pesisir Tel Aviv, pada 9 Januari 2021. (Miriam ALSTER / POOL / AFP)

Netanyahu mengumumkan pada Rabu (24/2/2021) bahwa dia secara pribadi telah memutuskan untuk membagikan sejumlah kecil kelebihan vaksin Israel dengan negara-negara sekutu.

Dia tidak merinci negara mana yang dimaksud, tetapi media Israel melaporkan bahwa Israel akan mengirim pengiriman ke 19 negara yang memiliki hubungan dekat atau berkembang dengan Israel.

"Saya menyambut baik keputusan untuk membekukan transfer vaksin ke negara lain," kata Menteri Pertahanan, Benny Gantz, di Twitter.

Berita Rekomendasi

Gantz bertugas di pemerintahan Netanyahu sambil bersiap untuk menghadapi dia dalam pemilihan bulan depan.

Israel telah memiliki salah satu peluncuran vaksin Covid-19 tercepat di dunia, dengan hampir separuh populasinya telah menerima satu dosis.

Namun, Gantz mengatakan keputusan untuk memberikan vaksin harus dibuat di "forum yang tepat" dan Netanyahu tidak akan mengambil tindakan itu sendiri.

Baca juga: Program Vaksinasi Covid-19 Hampir 50 Persen, Israel Bersiap untuk Kehidupan Normal

Baca juga: Ketika Israel-Suriah Sepakat Bertukar Tawanan, Dua Gembala untuk 1 Wanita Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato di Knesset (Parlemen Israel) di Yerusalem pada 22 Desember 2020.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato di Knesset (Parlemen Israel) di Yerusalem pada 22 Desember 2020. (Yonathan SINDEL/POOL/AFP)

Pemerasan Politik

Sebelumnya pada Kamis (25/2/2021), Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki, menyebut pengiriman vaksin luar negeri Netanyahu sebagai "pemerasan politik dan tindakan tidak bermoral".

Al Maliki menuduh Israel "mengeksploitasi kebutuhan kemanusiaan negara-negara ini".

Israel sejauh ini telah memberikan 2.000 dosis kepada Otoritas Palestina, dengan alasan bahwa mereka bertanggung jawab atas sistem perawatan kesehatan mereka sendiri.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas