Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemerintah Jepang telah meminta China untuk tidak membuat warga Jepang yang memasuki negara itu menjalani tes Covid-19 melalui usap anal (anus).

"Kami telah menerima keluhan "tekanan psikologis" dari beberapa dari warga Jepang yang memasuki China," kata Sekretaris Kabinet Jepang, Katsunobu Kato, Senin (1/3/2021).

Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato berbicara pada konferensi pers di Tokyo kemarin, mengatakan pemerintah telah membuat permintaan melalui Kedutaan Besar Jepang di Beijing, meskipun belum diberitahu tentang perubahan apa pun dalam kebijakan China tentang cara melakukan uji reaksi berantai polimerase untuk virus corona.

Kato mengatakan pada konferensi pers reguler pemerintah akan terus mendesak China untuk membebaskan warganya dari metode tes semacam itu, yang digunakan pada beberapa dari mereka yang dikarantina atau memasuki China, mencatat bahwa hal seperti itu "belum dikonfirmasi di tempat lain di dunia."

Baca juga: Partai Oposisi Jepang Ajukan RUU Bantuan Rp 13,4 Juta Per Orang yang Terdampak Covid-19

Baca juga: Daigo Suzuki Pelari Asal Jepang Tempati Peringkat ke-59 Kejuaraan Maraton Dunia

Amerika Serikat telah memprotes China setelah mengetahui beberapa pejabat AS menjadi sasaran metode pengujian yang sama pula.

Banyak karyawan Jepang di Beijing mengkritik China yang melakukan tes virus corona menggunakan usap anal sebagai tindakan yang akan mempermalukan orang dan dapat melanggar hak asasi manusia dan martabat mereka.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin mengatakan kepada wartawan beberapa waktu lalu bahwa China telah menyesuaikan langkah-langkah anti-epidemi "secara ilmiah" sesuai dengan "hukum dan peraturan yang relevan."

Sementara itu bagi WNI yang berkeinginan vaksinasi Covid-19 di Jepang dapat menghubungi Forum BBB, kelompok bisnis WNI yang berdomisili di Jepang dengan email: bbb@jepang.com subject: Vaksinasi