Ilmuwan: Brasil Adalah Laboratorium Bagi Virus Corona untuk Berkembang Biak dan Bermutasi
Wabah virus corona yang ada di Brasil menjadi ancaman global dan berisiko melahirkan varian baru lebih ganas, kata ilmuwan top Brasil.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Wabah virus corona yang ada di Brasil menjadi ancaman global dan berisiko melahirkan varian baru lebih ganas, kata ilmuwan top Brasil.
Ahli ilmu saraf Universitas Duke, Miguel Nicolelis mendesak komunitas internasional untuk mengecam pemerintah Brasil atas kegagalan menangani pandemi.
Dilansir The Guardian, pandemi corona telah menewaskan lebih dari seperempat juta orang Brasil atau 10% dari total kematian Covid-19 global.
"Dunia harus bersuara keras tentang risiko yang ditimbulkan Brasil untuk memerangi pandemi," kata Nicolelis.
"Apa gunanya memilah pandemi di Eropa atau Amerika Serikat, jika Brasil terus menjadi tempat berkembang biak virus ini?" tambahnya.
Nicolelis mengatakan bukan hanya Brasil yang menjadi negara dengan penanganan pandemi terburuk di dunia.
Baca juga: Apa Itu Varian Baru Covid-19 yang Muncul di Inggris, Afrika Selatan dan Brasil? Bagaimana Gejalanya?
Baca juga: Pertama Kali dalam Sejarah, Timnas Malaysia Punya Pemain Naturalisasi dari Brasil
Diketahui Presiden Brasil, Jair Bolsonaro konsisten menolak kebijakan pembatasan yang berkaitan dengan wabah.
Bahkan presiden ini pernah menyebut virus corona sebagai 'flu kecil'.
"Jika Anda membiarkan virus berkembang biak pada tingkat yang saat ini berkembang biak di sini, Anda membuka pintu terjadinya mutasi baru dan munculnya varian yang lebih mematikan," ujar Nicolelis.
Salah satu varian Covid-19 yang mengkhawatirkan telah lahir yakni P1, dan ada di Manaus, kota terbesar di Amazon.
Wilayah itu sempat mengalami lonjakan kasus infeksi hingga sistem kesehatan runtuh.
Sejauh ini, enam kasus varian baru Covid-19 itu telah terdeteksi di Inggris.
"Brasil adalah laboratorium terbuka bagi virus untuk berkembang biak dan pada akhirnya menciptakan mutasi yang lebih mematikan," Nicolelis memperingatkan.
"Ini tentang dunia. Ini global."