Varian Baru Covid-19 Perlahan akan Menggantikan Virus Corona Konvensional di Jepang
Kecepatan penyebaran strain mutan akan meningkat sekitar 1,5 kali lipat lebih cepat menjadi hampir dua kali lipat.
Editor: Dewi Agustina
![Varian Baru Covid-19 Perlahan akan Menggantikan Virus Corona Konvensional di Jepang](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/profesor-koji-wada-jepang.jpg)
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Profesor Koji Wada dari Universitas Internasional Kesehatan dan Kesejahteraan Jeang mengungkapkan bahwa mutan baru virus corna bertahan akan menggantikan virus corona yang konvensional.
"Strain mutan secara bertahap mencoba menggantikan yang konvensional. Virus di daerah yang bersangkutan. Dapat dikatakan bahwa tanda-tanda mulai muncul. Arus utama infeksi digantikan oleh strain mutan di seluruh dunia, dan situasi seperti itu juga perlu dipertimbangkan di Jepang. Di sisi lain ada juga aspek para strain mutan yang kemampuan mendeteksinya meningkat dan jumlah kasus yang dapat ditemukan meningkat pula," kata Profesor Koji Wada.
Telah ditunjukkan bahwa kecepatan penyebaran strain mutan akan meningkat sekitar 1,5 kali lipat lebih cepat menjadi hampir dua kali lipat.
"Jika strain mutan menjadi arus utama infeksi, maka infeksi akan menyebar lebih cepat dari sebelumnya di daerah dan berbagai fasilitas," tambahnya.
Misalnya, dengan mempertimbangkan tindakan klaster pada fasilitas untuk lansia, ada kemungkinan bahwa apa yang pernah dihentikan oleh sekitar 10 orang di masa lalu akan menyebar ke 20 orang bahkan dengan respon yang sama oleh virus mutan.
"Jika situasi seperti itu terjadi di daerah pedesaan, diperkirakan sistem medis akan menjadi ketat (kesulitan) dalam sekejap mata," kata dia.
Di atas semua itu, Profesor Wada mengomentari tindakan pencegahan yang diperlukan.
"Strain mutan adalah masalah serius dari perspektif tanggapan pemerintah dan organisasi. Diperlukan kemampuan praktis tindakan penanggulangan. Diperlukan untuk menegaskan kembali dan mempersiapkan apakah tindakan penanggulangan benar-benar menyeluruh."
"Di sisi lain, isi tindakan penanggulangan tidak berubah di tingkat individu. Penting untuk terus mengambil tindakan untuk mengurangi risiko infeksi," jelasnya.
Pada konferensi pers, Rabu (10/3/2021) Ketua Ikatan Dokter Jepang Toshio Nakagawa mengatakan di daerah di mana pengujian sedang diperkuat, tingkat deteksi strain mutan terlihat jelas.
Baca juga: 5 Hingga 9 Maret 2021, 77 Orang di Jepang Dikonfirmasi Terinfeksi Varian Baru Covid-19
Baca juga: Berkunjung ke Jepang, Menperin Mendapatkan Tambahan Investasi Rp 11,2 Triliun dari Mitsubishi
Dan jika tes skrining diperkuat secara nasional, sejumlah besar strain mutan akan ditemukan.
"Bisa dibayangkan bahwa hal ini akan dikonfirmasi. Mengenai situasi saat ini di mana jumlah pasien yang baru terinfeksi telah berhenti menurun, keterlibatan strain mutan juga telah ditunjukkan, dan pemerintah diminta untuk melakukan skrining yang tepat dalam situasi di mana hal tersebut terjadi. Terus terang saya masih gelisah. Saya ingin melakukannya dengan lebih ketat lagi," kata dia.
Virus corona bermutasi yang menyebar ke luar negeri seperti dari Inggris dan Brasil.
Virus mutan pertama dikonfirmasi masuk di Jepang pada 25 Desember tahun lalu.
Yang terdeteksi pada lima orang yang meninggalkan Inggris dan tiba di Bandara Haneda dan Bandara Kansai.
Keesokan harinya, pada 26 Desember, virus mutan tersebut pertama kali dikonfirmasi di Tokyo, kecuali di karantina bandara.
Sementara itu bagi WNI yang berkeinginan vaksinasi Covid-19 di Jepang dapat menghubungi Forum BBB, kelompok bisnis WNI yang berdomisili di Jepang dengan email: bbb@jepang.com subject: Vaksinasi