Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mantan PM Jepang Junichiro Koizumi Menyesal Dulu Sempat Mendukung Pembangkit Nuklir

Menurut Junichiro Koizumi, banyak kebohongan yang disampaikan bawahannya saat dia menjadi PM Jepang sehingga dia mendukung nuklir saat itu.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Mantan PM Jepang Junichiro Koizumi Menyesal Dulu Sempat Mendukung Pembangkit Nuklir
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Mantan PM Jepang, Junichiro Koizumi. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Mantan PM Jepang Junichiro Koizumi mengaku menyesal dulu dia sempat mendukung pembangunan pembangkit nuklir saat masih menjabat sebagai perdana menteri.

"Terus terang saya adalah pendukung nuklir sampai kecelakaan itu terjadi. Tapi saya sangat menyesal setelah itu. Mengapa Anda mempercayainya?" tanya Junichiro Koizumi yang juga inisiator Nuklir Zero kepada hampir seratus pendengarnya di Tokyo, Kamis (11/3/2021).

Menurut Junichiro Koizumi, banyak kebohongan yang disampaikan bawahannya saat dia menjadi PM Jepang sehingga dia mendukung nuklir saat itu.

"Keselamatan, biaya rendah, energi bersih adalah untuk tiga penyebab utama. Saat belajar untuk diri saya sendiri, saya menemukan bahwa semuanya bohong," tegasnya.

"Saya katakan dengan jelas di TV. Saya bertanya-tanya apakah akan ada satu protes dari seorang eksekutif Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI). Ternyata tidak ada yang datang ke saya sampai sekarang. Kenapa? Karena yang saya katakan itu benar," ujar Koizumi.

Baca juga: 5 Mantan PM Sepakat Jepang Zero Nuklir, Hosokawa Pertanyakan Penyelenggaraan Olimpiade

Baca juga: Peringati Satu Dekade Gempa Bumi Jepang Timur, Dubes Jepang Ucapkan Terima Kasih untuk Indonesia

Menurutnya, Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang juga salah perhitungan.

Berita Rekomendasi

Mantan PM Jepang lainnya, Kunio Hatoyama, juga hadir dalam pertemuan tersebut.

Hatoyama yang merupakan perdana menteri pertama dari Partai Demokrat Jepang, mengatakan kepada Koizumi, "Saya ingin mendukung Anda jika Anda melepaskan kulit Anda dan menciptakan 'partai kekuatan anti nuklir'.

Yoshihide Suga yang memimpin administrasi pada saat kecelakaan (belum menjadi PM Jepang saat itu), berkata, "Jika Anda menanam padi, gandum, kedelai, dan sayuran di 4 juta hektar lahan pertanian di Jepang dan mengatur panel surya pada saat bersamaan, itu akan menjadi dua kali lipat. Sebanyak listrik yang digunakan Jepang. "

"Apakah benar-benar boleh mengadakan acara yang disebut Olimpiade Rekonstruksi sementara Corona belum "berkumpul", karena ucapan pemimpin yang tidak bertanggung jawab bahwa air yang terkontaminasi dikendalikan?" kata mantan PM Jepang lainnya, Morihiro Hosokawa.

Tiga mantan PM Jepang dari kiri ke kanan Yukio Hatoyama, Junichiro Koizumi dan Naoto Kan.
Tiga mantan PM Jepang dari kiri ke kanan Yukio Hatoyama, Junichiro Koizumi dan Naoto Kan. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Sementara Mantan PM Tomiichi Murayama mengatakan, "Sayangnya, Jepang belum memutuskan untuk menghilangkan tenaga nuklir. Negara ini juga jauh tertinggal dari dunia dalam mempromosikan energi terbarukan."

Pada saat yang sama, Perdana Menteri Yoshihide Suga menghadiri upacara peringatan yang diadakan di Teater Nasional yang sangat dekat, tetapi tidak menyebutkan pembangkit listrik tenaga nuklir.

Sementara itu Forum bisnis WNI di Jepang baru saja meluncurkan pre-open Belanja Online di TokoBBB.com yang akan digunakan sebagai tempat belanja para WNI dan orang Jepang yang ada di Jepang. Info lengkap lewat email: bbb@jepang.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas