Sang Keponakan Ungkap Betapa Donald Trump Meradang karena Twitternya Diblokir
Keponakan mantan Presiden AS Donald Trump, Mary Trump, mengatakan pemblokiran akun Twitter membuat pamannya kesal.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Keponakan mantan Presiden AS Donald Trump, Mary Trump, mengatakan pemblokiran akun Twitter membuat pamannya kesal.
Bahkan penutupan akun Twitter itu membuat Trump lebih marah daripada kalah pemilu dari Joe Biden.
Mary Trump merupakan psikolog klinis yang menulis buku tentang Donald Trump dan keluarganya.
Kepada Insider, Mary mengatakan pamannya itu sebenarnya 'tidak peduli dengan politik'.
Sebaliknya, Donald Trump jauh lebih kecewa dengan keputusan Twitter menutup akunnya secara permanen dan penarikan ajang kejuaraan 2022 dari klub golfnya di Bedminister, Jersey.
"Saya pikir dilarang dari Twitter dan keputusan PGA menarik turnamen dari lapangan golf Trump mungkin adalah hal terburuk yang terjadi padanya dalam empat tahun terakhir," kata Mary kepada Insider, Kamis.
Baca juga: Para Mantan Presiden Amerika, Kecuali Donald Trump, Kampanyekan Program Vaksinasi Covid-19
Baca juga: POPULER Internasional: Donald Trump Minta Amerika Ingat Jasanya | Sumber Pendapatan Meghan-Harry
"Bagaimana (hidupnya) tanpa bermain Twitter?"
"Karena dia pun harus menyadari bahwa orang-orang sebenarnya tidak memperhatikannya dengan cara yang sama," ujar Mary.
Menurut Mary, keterkaitan Trump dengan Partai Republik sedikit banyak membantu eksistensinya.
"Jika dia menjadi tidak relevan seperti orang lain yang kalah dalam pemilihan, maka saya pikir kondisi mentalnya akan jauh berbeda," jelasnya.
Komentar serupa pernah dilontarkan reporter New York Times, Maggie Haberman, pada Februari lalu.
Di akun Twitter @maggieNYT, reporter ini mengatakan Trump lebih sedih kehilangan hak istimewa untuk menjadi tuan rumah turnamen golf PGA di Bedminister daripada dimakzulkan lagi.
Diketahui Trump dimakzulkan kedua kalinya karena kasus kerusuhan di Gedung Kongres AS.
"Dia marah tentang pemakzulan, kata orang-orang yang telah berbicara dengannya. Tapi reaksi terhadap keputusan PGA berbeda besarnya," cuit Haberman.
Akun Twitter Trump resmi diblokir pada Januari 2021.
Paltform media sosial berlambang burung ini menilai mantan presiden berisiko memicu hasutan untuk kekerasan.
Politicio merinci cara Trump mengungkapkan pemikirannya setelah akun Twitternya ditutup.
Trump berusaha mengirim cuitan-cuitan lewat akun lain, sebelum akhirnya diblokir juga oleh Twitter.
Pada Rabu (10/3/2021) lalu, Trump tiba-tiba merilis pernyataan melalui email mengenai vaksinasi di Amerika Serikat saat ini.
Mengutip NYPost, Trump mengatakan jika bukan karena dia, warga AS kemungkinan tidak akan pernah mendapat vaksin Covid-19.
Baca juga: Trump Minta AS Mengingat Jasanya: Jika Saya Bukan Presiden, Kalian Tidak Akan Mendapat Vaksin Corona
Baca juga: 9 April PM Jepang Dijadwalkan Temui Biden di Washington, Bahas Laut China Selatan
"Saya harap semua orang ingat ketika mereka mendapatkan Vaksin COVID-19 (sering disebut sebagai Virus China), bahwa jika saya bukan Presiden, Anda tidak akan mendapatkan 'suntikan' yang indah itu selama 5 tahun, paling banter."
"Bahkan mungkin tidak akan mendapatkannya sama sekali," kata Trump dalam sebuah pernyataan.
"Saya harap semua orang ingat!" lanjut dia.
Buku Mary Trump tentang pamannya berjudul 'Too Much and Never Enough: How My Family Created the World's Most Dangerous Man' diterbitkan tahun lalu dan terjual lebih dari satu juta eksemplar pada minggu pertama.
Buku itu memuat pengamatan Mary Trump terhadap pamannya sebelum terpilih menjadi presiden.
Mary yang merupakan psikolog klinis ini juga merinci dinamika keluarga yang membentuk kepribadian Trump saat ini.
Mary Trump juga menepis kemungkinan Trump mencalonkan diri untuk pemilihan kembali pada 2024.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)