Ibu di AS Buat Rekaman Deepfake untuk Permalukan Teman Putrinya, Ada Adegan Telanjang dan Merokok
Seorang ibu di Pennsylvania berusia 50 tahun dituduh membuat video deepfake anggota pemandu sorak putrinya, agar mereka malu dan keluar dari tim.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Seorang ibu di Pennsylvania berusia 50 tahun dituduh membuat video deepfake teman setim putrinya di regu pemandu sorak, agar mereka malu dan didepak dari tim.
Dilansir NYPost, ibu ini diduga membuat video palsu berwajah saingan putrinya di tim pemandu sorak.
Foto-foto yang disebut deepfake itu lalu dikirimkan ke pelatih agar anak-anak yang dia palsukan dikeluarkan dari regu, kata pihak berwenang.
Deepfake adalah penerapan teknologi memetakan wajah seseorang ke cuplikan orang lain.
Dilansir The Guardian dari Kompas, teknologi ini bisa dengan mulus menganimasikan fitur dan ekspresi manusia.
Setidaknya ada tiga gadis di regu pemandu sorak Victory Vipers yang dipalsukan fotonya.
Baca juga: Viral Tiruan Ratu Elizabeth II Sampaikan Pesan Natal, Singgung Kepergian Pangeran Harry dan Meghan
Baca juga: VIRAL Satpam Berbekal Nasi dengan Lauk Bawang Mentah, Hampir Semua Gajinya untuk Keluarga di Kampung
Selain itu mereka juga dikirimi pesan bernada ajakan bunuh diri, menurut Kantor Kejaksaan Distrik.
Ibu bernama Raffaela Spone (50) itu didakwa melakukan pelecehan dunia maya kepada seorang anak yang dia palsukan sedang minum-minuman keras, merokok, dan telanjang.
Spone ditangkap pihak berwajib pada 4 Maret lalu.
Spone kemudian diambil sidik jarinya dan dibebaskan pada 10 Maret.
Saat ini dia sedang menunggu sidang praperadilan yang dijadwalkan pada 30 Maret.
Jaksa Wilayah Bucks County Matt Weintraub mengatakan kepada NBC News pada Minggu (14/3/2021) bahwa penggunaan gambar deepfake jadi aspek yang mengherankan dalam kasus ini.
"Saya tidak tahu secara mekanis bagaimana dia bisa melakukannya, tetapi saya dapat memberi tahu Anda bahwa dia adalah warga negara biasa."
"Saya tidak tahu bahwa dia memiliki lebih banyak kecakapan teknologi daripada tetangga Anda di jalan," kata Weintraub.
Menurut dokumen pengadilan, tidak ada indikasi putri Spone tahu apa yang telah dilakukan ibunya.
Pada Juli lalu, polisi mendapat laporan salah satu gadis menerima pesan pelecehan dari nomor tak dikenal.
Pelatih pemandu sorak bahkan dikirimi foto gadis itu sedang telanjang, minum minuman keras, dan merokok elektrik.
Dua gadis lagi datang dengan keluhan tentang foto palsu yang menunjukkan mereka mengenakan bikini.
Polisi pun langsung melacak nomor yang mengirim konten secara anonim itu.
Baca juga: Fake Burger, Menu Baru dari Burger King Jepang yang Iklannya Disamarkan
Baca juga: Teori Konspirasi Fake Melania Kian Gencar saat Melania Turun dari Heli: Hidung dan Senyum Tak Sama
Polisi mendapati foto dan video gadis-gadis itu adalah deepfake, terlihat asli tetapi telah diubah secara digital.
Penyelidik melacak nomor itu dan mengikuti data ke alamat IP yang berasal dari rumah Spone di Chalfont, sekitar 50 menit di utara Philadelphia.
Tim pemandu sorak Victory Vipers mengatakan kepada ABC News bahwa pihaknya bekerja sama dengan polisi selama penyelidikan.
"Semua atlet yang terlibat, tidak lagi menjadi bagian dari program kami," kata pihak Victory Vipers.
"Victory Vipers selalu mempromosikan lingkungan keluarga dan kami minta maaf untuk semua individu yang terlibat," kata tim tersebut dalam sebuah pernyataan.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)