Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Setengah Tahun Pemerintahan PM Yoshihide Suga dan Rebound Covid-19 di Jepang

PM Suga telah membuat langkah awal dengan kebijakan pengurangan biaya telepon seluler pada 3 perusahaan raksasa ponsel Jepang NTT, KDDI dan Softbank.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Setengah Tahun Pemerintahan PM Yoshihide Suga dan Rebound Covid-19 di Jepang
Foto Richard Susilo
PM Jepang Yoshihide Suga menggunakan prompter pertama kali kemarin malam (2/2/2021) 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Selasa (16/3/2021) besok tepat setengah tahun pemerintahan Yoshihide Suga dengan kepercayaan masyarakat yang terus menurut.

Menurut jajak pendapat Jiji Press, peringkat persetujuan Kabinet, semula 51,2 persen pada Oktober 2021 setelah menjabat, turun menjadi 34,2 persen pada Januari dan terus di angka 30 persen sampai saat ini.

"Kami telah memberikan prioritas utama untuk melindungi kehidupan dan mata pencaharian masyarakat," ungkap Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato yang menjawab pertanyaan mengapa tingkat dukungan masyarakat rendah sekali kepada PM Suga saat ini.

PM Suga telah membuat langkah awal dengan kebijakan pengurangan biaya telepon seluler pada tiga perusahaan raksasa ponsel Jepang NTT, KDDI dan Softbank.

Namun masalah hiburan dan jamuan makan malam kepada para pejabat dari Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi juga telah menjadi penghalang kenaikan dukungan masyarakat kepada PM Suga.

Apalagi putra sulungnya Seigo Suga juga terlibat langsung di dalam skandal tersbeut.

Berita Rekomendasi

Prestasi Perdana Menteri mengerjakan pemotongan harga ponsel segera setelah menjabat, menciptakan aliran pengumuman rencana murah oleh tiga perusahaan besar memang cukup baik.

Makiko Yamada, Humas PM Jepang di sudut ruangan jumpa pers menyambut kedatangan PM Jepang Yoshihide Suga (kanan).
Makiko Yamada, Humas PM Jepang di sudut ruangan jumpa pers menyambut kedatangan PM Jepang Yoshihide Suga (kanan). (Foto Asahi)

RUU terkait reformasi digital yang berpusat pada pembentukan Digital Agency (Kementerian Dijital) kini sedang dibahas di Diet (parlemen Jepang).

Pada bulan April 2022, pemerintah Jepang juga sedang mempertimbangkan penerapan asuransi perawatan infertilitas, dan sementara itu, telah memperluas langkah-langkah subsidi saat ini secara signifikan.

Namun status infeksi virus corona ini memburuk dengan cepat sejak akhir tahun lalu.

Keadaan darurat, yang diterbitkan kembali pada Januari untuk empat prefektur di wilayah metropolitan Tokyo, telah memaksa perpanjangan dua kali hingga tanggal 21 Maret 2021.

Para ahli juga mengatakan bahwa itu akan ada kemungkinan diperpanjang lagi.

Selama ini, perdana menteri dipaksa untuk "berdedikasi pada tanggapan corona" ungkap seorang pejabat Partai Demokrat Liberal (LDP).

Tetapi mengkritik serangkaian tanggapan sebagai "di balik layar", seperti menunda keputusan untuk menghentikan tindakan dukungan pariwisata "Go To Travel".

Baca juga: Maskapai Asing Menuju Jepang Hanya Boleh Bawa 100 Penumpang dalam Sekali Penerbangan

Baca juga: 2 Bos Perusahaan Besar Jepang Bersaksi di Sidang Parlemen Terkait Jamuan Makan Malam

Sambil meminta orang untuk menahan diri dari makan dengan banyak orang, dia juga meminta maaf untuk "makan malam steak" dengan Toshihiro Nikai, sekretaris jenderal Partai Demokrat Liberal.

Baru-baru ini, peringkat dukungan telah berhenti menurun, tetap di angka 30 persen, yang mencerminkan ketenangan situasi infeksi virus corona.

Namun munculnya dan semakin menyebarnya mutan virus corona, rebound corona sudah mulai terlihat saat ini. Suasana infeksi masih memprihatinkan terutama di kota besar seperti Tokyo Osaka Kobe.

Namun masih sulit untuk mengatakan bahwa itu ke luar dari keterpurukan.

Menurut orang-orang yang mengetahui masalah ini, perdana menteri "selalu peduli" tentang perubahan mingguan dalam peringkat persetujuan kabinet.

Untuk menerobos situasi tersebut, Perdana Menteri akan mengadakan pertemuan rutin dengan para menteri petahana di asrama parlemen di Akasaka, Tokyo.

Hachiro Okonogi, Ketua Komisi Keamanan Publik Nasional; Taro Kono, Menteri Reformasi Regulasi; Shinjiro Koizumi, Menteri Lingkungan Hidup; dan anggota Diet dari Prefektur Kanagawa, yang dipercaya oleh Perdana Menteri secara khusus, adalah wajah-wajah yang dipanggil masuk ke dalam Tim Kanagawa.

PM Jepang Yoshihide Suga saat menjawab pertanyaan anggota parlemen mengenai biaya pengeluarannya per hari saat menjadi Sekretaris Kabinet.
PM Jepang Yoshihide Suga saat menjawab pertanyaan anggota parlemen mengenai biaya pengeluarannya per hari saat menjadi Sekretaris Kabinet. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Perdana Menteri menunju Kono untuk bertanggung jawab atas vaksin dan Koizumi yang bertanggung jawab atas perubahan iklim.

Jelas bahwa kedua orang tersebut, yang memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, akan menjadi kekuatan pendorong di balik kebijakan tersebut.

Dan bahwa mereka menjadi harapan PM Suga untuk meningkatkan kembali peringkat dukungan masyarakat kepadanya.

Penularan virus corona tidak optimistis, bahkan jumlah penderita baru di wilayah metropolitan menunjukkan tanda-tanda "rebound".

Vaksinasi baru saja dimulai dengan para profesional medis. Perluasan target ke masyarakat umum masih belum pasti.

Masalah hiburan Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi baru ditemukan tidak hanya oleh perusahaan penyiaran "Tohokushinsha" yang melibatkan putra tertua perdana menteri, Seigo Suga, tetapi juga skandal makan malam dengan bos NTT.

Baca juga: Langka, Pemerintah Jepang akan Terlibat Dalam Diagnosis Prenatal

Baca juga: Kemnaker Jepang akan Perketat Pengawasan Pemagangan Tenaga Kerja Asing

Keadaan seperti kebakaran jenggot terjadi terutama di kalangan LDP pemerintahan Jepang.

Pada bulan April, pemilihan ulang konstituensi anggota parlemen Hokkaido, konstituensi parlemen Majelis Tinggi Nagano, dan pemilihan ulang konstituensi parlemen Majelis Tinggi Hiroshima akan dilangsungkan nantinya bisa mempengaruhi pemilihan PM Jepang juga.

Hasil pemilu terkait langsung dengan kekuatan sentripetal di masa depan.

Saat infeksi baru corona terus menyebar, Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo akan digelar musim panas ini dengan penonton atau tidak, akan sangat memengaruhi nasib penyelenggara.

Masa jabatan anggota parlemen akan berakhir pada bulan Oktober 2021.

Seigo Suga (39), putera sulung PM Jepang Yoshihide Suga.
Seigo Suga (39), putera sulung PM Jepang Yoshihide Suga. (Foto Shukan Bunshun)

Banyak orang di pemerintahan dan partai yang berkuasa memandang pembubaran parlemen dan pemilihan umum akan dilakukan lebih cepat di musim gugur ini.

Tetapi ada pula yang memperkirakan dilakukan sebelum Olimpiade membara. Perdana menteri siap untuk membuat keputusan yang hati-hati berdasarkan pilihan yang terbatas.

Sementara itu Forum bisnis WNI di Jepang baru saja meluncurkan pre-open Belanja Online di TokoBBB.com yang akan digunakan sebagai tempat belanja para WNI dan orang Jepang yang ada di Jepang. Info lengkap lewat email: bbb@jepang.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas