Presiden Tanzania yang 'Tidak Percaya Covid-19 dan Sains' Baru Saja Meninggal
Tanzania pun berduka atas kematian Magufuli, negara itu mengibarkan bendera setengah tiang selama 14 hari masa berkabung.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
Ia juga menolak menerapkan kebijakan sistem penguncian (lockdown) atau tindakan apapun seperti memakai masker.
Baca juga: Presiden Tanzania John Magufuli Meninggal di Usia 61 tahun, Punya Julukan Bulldozer
"Makanya kita semua tidak memakai masker di sini. Anda kira kami tidak takut mati? Kami tidak pakai masker karena tidak ada Covid-19 di sini," kata Magufuli.
Namun ia kemudian mengakui bahwa apa yang disebutnya sebagai 'penyakit pernapasan' itu masih menyebar hingga saat ini.
Selama ini, banyak pejabat Tanzania yang meninggal namun sering kali tidak menyebutkan penyebab kematian mereka.
Diantara mereka, Wakil Presiden pertama nusantara semi-otonom Zanzibar, Seif Sharif Hamad, yang meninggal pertengahan Februari lalu, disebut terinfeksi Covid-19.
Mirisnya, Tanzania bahkan belum mempublikasikan data tentang virus corona sejak April 2020.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Tanzania Dorothy Gwajima pada bulan lalu mengadakan konferensi pers yang mendemonstrasikan cara membuat smoothie menggunakan campuran jahe, bawang, lemon dan lada.
Menurutnya, 'resep minuman' ini dapat membantu mencegah seseorang terinfeksi virus corona (Covid-19).
Ia memang tidak memberikan bukti apapun terkait klaimnya itu, namun menyatakan bahwa negara tersebut tidak memiliki rencana untuk menerima vaksin Covid-19.
Sebaliknya, mereka akan 'bergantung' pada tindakan kebersihan, mengukus ramuan herbal, olah raga, dan 'pengobatan alami'.
Dikutip dari laman Devex, Kamis (11/3/2021), beberapa pekan kemudian, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengeluarkan pernyataan yang menyebut tanggapan terhadap Covid-19 di Tanzania 'semakin memprihatinkan'.
Ia mendesak agar negara tersebut menerapkan langkah-langkah kesehatan masyarakat dan mempersiapkan program vaksinasi.
Meskipun sebelumnya Presiden Tanzania John Magufuli telah membantah adanya Covid-19 di negara itu, namun pada bulan lalu dirinya mengakui bahwa virus itu menyebar dan meminta warganya untuk memakai masker.
Kendati demikian, ia mengimbau warganya untuk lebih 'memanjatkan' doa dibandingkan menerapkan kebijakan sistem penguncian (lockdown) untuk mengatasi krisis akibat pandemi ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.