Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Houthi Akui Pasukannya Sebabkan Kebakaran di Pusat Migran Yaman, Tewaskan 45 Orang

Militan Houthi Yaman mengakui pasukan mereka menyebabkan kebakaran awal bulan ini yang menewaskan 45 orang di pusat migran.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
zoom-in Houthi Akui Pasukannya Sebabkan Kebakaran di Pusat Migran Yaman, Tewaskan 45 Orang
Mohammed HUWAIS / AFP
Seorang pejuang yang setia kepada militan Houthi Yaman berjaga-jaga selama unjuk rasa memperingati kematian Imam Syiah Zaid bin Ali di ibu kota Sanaa, pada 14 September 2020. 

TRIBUNNEWS.COM - Militan Houthi Yaman mengakui pasukan mereka menyebabkan kebakaran pada awal bulan ini yang menewaskan 45 orang di pusat migran.

Pihak terkait mengatakan lebih dari selusin tentara dan pejabat menghadapi hukuman.

Pasukan keamanan Houthi menanggapi protes di fasilitas penahanan Sanaa pada 7 Maret 2021 dengan meluncurkan tiga tabung gas air mata tanpa mendapatkan izin dari komando mereka.

Mengutip Al Jazeera, informasi ini didapat dari pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita militan Saba pada Sabtu malam (20/3/2021).

Baca juga: Koalisi yang Dipimpin Saudi Sebut 2 Rudal Balistik Houthi Serang Daerah Perbatasan di Selatan Arab

FOTO Militan Houthi Memegang Senjata
16 Maret 2019, Yaman, Sanaa: Pejuang militan Houthi memegang senjata mereka dan meneriakkan slogan-slogan selama pertemuan yang bertujuan untuk memobilisasi lebih banyak pejuang sebelum menuju ke medan perang.

Baca juga: AS Serukan agar Militan Houthi Yaman Berhenti Menyerang dan Memulai Negosiasi

"Satu dari tiga (tabung) mendarat di kasur busa, mengakibatkan kebakaran yang menyebar dengan cepat," katanya.

Pernyataan tersebut mengatakan, 11 personel keamanan telah ditahan bersama dengan sejumlah pejabat senior dan mereka akan diadili di pengadilan.

Militan Houthi menerangkan, 45 migran dan pengungsi yang kebanyakan berasal Etiopia tewas dan lebih dari 200 luka-luka dalam insiden itu.

Baca juga: Houthi Kembali Tembakkan Rudal dan Drone ke Fasilitas Minyak Saudi Aramco

Pejuang militan Houthi Yaman
Seorang pejuang yang setia kepada militan Houthi Yaman berjaga-jaga selama unjuk rasa memperingati kematian Imam Syiah Zaid bin Ali di ibu kota Sanaa, pada 14 September 2020.
BERITA REKOMENDASI

Penyesalan Mendalam

Houthi, yang terlibat konflik selama enam tahun melawan pemerintah Yaman pekan lalu menyatakan "penyesalan mendalam" atas insiden di fasilitas penampungan Sanaa dan berjanji untuk menyelidikinya.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga telah menyerukan penyelidikan independen terhadap kebakaran.

Utusan PBB untuk Yaman, Martin Griffiths mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa "api yang luar biasa dan mengerikan" telah mengingatkan dunia "akan penderitaan komunitas migran".

Human Rights Watch juga menanggapi insiden ini.


Mereka menuturkan, para tahanan telah memprotes kepadatan di pusat itu ketika penjaga kamp mengumpulkan ratusan dari mereka ke dalam hanggar sebelum dua proyektil ditembakkan ke dalam gedung.

Baca juga: Kirim Surat Resmi, Arab Saudi Mohon DK PBB Hentikan Serangan Kelompok Houthi

Pendukung militan Houthi Yaman mengangkat plakat selama protes terhadap blokade yang diberlakukan di negara mereka oleh koalisi Saudi, di ibu kota Sanaa, pada 26 Februari 2021. Militan Huthi yang didukung Iran di Yaman mengklaim pada 28 Februari, percobaan serangan yang menargetkan ibu kota Arab Saudi Riyadh dan wilayah lain dalam semalam, mengancam lebih banyak serangan.
Mereka telah mengintensifkan operasi melawan kerajaan di tengah meningkatnya bentrokan berdarah untuk merebut benteng terakhir Marib di utara yang didukung pemerintah Yaman.
Pendukung militan Houthi Yaman mengangkat plakat selama protes terhadap blokade yang diberlakukan di negara mereka oleh koalisi Saudi, di ibu kota Sanaa, pada 26 Februari 2021. Militan Huthi yang didukung Iran di Yaman mengklaim pada 28 Februari, percobaan serangan yang menargetkan ibu kota Arab Saudi Riyadh dan wilayah lain dalam semalam, mengancam lebih banyak serangan. Mereka telah mengintensifkan operasi melawan kerajaan di tengah meningkatnya bentrokan berdarah untuk merebut benteng terakhir Marib di utara yang didukung pemerintah Yaman. (Mohammed HUWAIS / AFP)

Baca juga: Amerika Segera Hapus Kelompok Perlawanan Houthi Yaman dari Daftar Teroris

Rekaman yang diperoleh kantor berita AFP dari seorang korban selamat, menunjukkan lusinan mayat hangus bertumpuk dan berserakan di tanah.

Terdengar suara seseorang yang berteriak sembari doa.

Militan yang didukung Iran menguasai sebagian besar Yaman utara, termasuk ibu kota, Sanaa, yang direbut dari pemerintah yang didukung Saudi pada 2014, memicu konflik.

Meskipun ada peringatan, migran dan pengungsi dari Tanduk Afrika di dekatnya transit melalui Yaman yang dilanda perang dan kemiskinan.

Mereka mencari kehidupan yang lebih baik di negara-negara tetangga Teluk Arab yang kaya.

Berita lain terkait Houthi

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas