Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Bekerja hingga Kelaparan, Ayah dan Anak di Korea Utara Kabur dari Negara, Begini Nasib Akhirnya

Seorang pria dan putrinya di wilayah Hoeryong, Provinsi Hamgyong Utara membelot dari Korea Utara karena kelaparan.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Tak Bekerja hingga Kelaparan, Ayah dan Anak di Korea Utara Kabur dari Negara, Begini Nasib Akhirnya
STR / KCNA VIA KNS / AFP
Gambar ini dirilis oleh Korean Central News Agency (KCNA) resmi Korea Utara pada 1 Januari 2021 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menulis surat tulisan tangan untuk semua orang di Tahun Baru 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria dan putrinya di wilayah Hoeryong, Provinsi Hamgyong Utara membelot dari Korea Utara karena kelaparan.

Keduanya memilih kabur dari negara otoriter itu karena kesulitan ekonomi hingga kelaparan di tengah pandemi Covid-19, menurut laporan Daily NK (22/3/2021). 

Seorang sumber di Provinsi Hamgyong Utara bercerita kronologi insiden ini kepada Daily NK.

Sumber itu, pada Jumat, mengatakan: "Pria berusia 40 tahunan yang membesarkan putrinya sendiri tanpa istri, mengalami masa sulit dan berjuang untuk bertahan hidup."

"(Dia) telah kehilangan pekerjaan karena pandemi Covdi-19," kata sumber tersebut.

Baca juga: Korea Utara Ancam Putus Hubungan Diplomatik dengan Malaysia Setelah Warganya Diekstradisi ke AS

Baca juga: Bayi Prematur Tewas karena Lockdown Ketat Korea Utara, Ayah Sedih hingga Diduga Bunuh Diri

Korea Utara
Korea Utara (theculturetrip.com)

Nahasnya operasi pelarian dari Korea Utara itu terhenti di tengah jalan, lantaran ketahuan aparat keamanan.

"Dia dan putrinya ditangkap oleh Kementerian Keamanan Negara (MSS) saat menyeberangi sungai dari Namyang pada 1 Maret," jelas sumber.

Berita Rekomendasi

Masih menurut sumber ini, pria itu kehilangan pekerjaan hingga kesulitan ekonomi sejak perbatasan ditutup karena Covid-19.

Akhirnya, pria itu mengajak anaknya untuk membelot dengan menyeberangi sungai pada 1 Maret lalu.

Menurut laporan Daily NK, pria itu berencana membelot melalui rute rahasia yang biasanya ia lewati untuk menyeberang ke China.

Diketahui pria itu pergi ke China sekali atau dua kali dalam setahun untuk bekerja, sebelum akhirnya perbatasan ditutup karena Covid-19.

Pria itu membawa putrinya yang berusia 13 tahun ke Distrik Pekerja Namyang Onsong.

Daerah itu berada di areal Sungai Tumen dan berhadapan langsung dengan Kota Tumen di Provinsi Jilin, Tiongkok.

Dalam foto yang diambil pada 29 Oktober 2020 ini, seorang petugas keamanan publik menggunakan bendera merah untuk menghentikan taksi untuk disinfeksi sebagai bagian dari tindakan pencegahan terhadap virus corona COVID-19, di pintu masuk ke Wonsan, Provinsi Kangwon, Korea Utara
Dalam foto yang diambil pada 29 Oktober 2020 ini, seorang petugas keamanan publik menggunakan bendera merah untuk menghentikan taksi untuk disinfeksi sebagai bagian dari tindakan pencegahan terhadap virus corona COVID-19, di pintu masuk ke Wonsan, Provinsi Kangwon, Korea Utara (KIM Won Jin / AFP)

Di hari pembelotan, ayah itu memberi tahun putrinya untuk pergi ke lokasi tertentu pada pukul 6 sore dimana dia akan menunggu.

Namun putrinya ditangkap oleh patroli perbatasan saat melewati sebuah gua, menuju lokasi sang ayah.

Penjaga perbatasan dilaporkan, merasa curiga karena mendapati seorang gadis berpakaian lusuh masuk ke dalam gua sendirian di malam hari.

Gadis itu ketakutan saat ditanya petugas, hingga akhirnya membocorkan rencana pembelotan bersama sang ayah.

"Penjaga perbatasan menyerahkan gadis itu kepada pihak Kementerian Keamanan Negara."

"Kemudian pria yang sedang menunggu putrinya, akhirnya ditangkap dan dibawa pergi petugas," ujar sumber Daily NK.

Selama penyelidikan, pria itu dilaporkan mengaku terpaksa membelot karena sudah putus asa.

"Saya berusaha membelot dengan putri saya meskipun ada risiko kematian karena kami kelaparan dan tidak ada cara lain untuk bertahan hidup," kata sumber, merujuk pada pria itu.

Liputan Vice News tentang gerakan para pembelot Korea Utara yang ada di Korea Selatan pada 18 Maret 2015.
Liputan Vice News tentang gerakan para pembelot Korea Utara yang ada di Korea Selatan pada 18 Maret 2015. (VICE News)

Baca juga: Media Korea Utara Sebut Member BTS dan Blackpink Diperlakukan Seperti Budak, Hanya Boleh Tidur 2 Jam

Baca juga: 4 Warga Korea Utara Ditembak di Depan Umum karena Sebarkan Film Korsel, Kim Jong Un Minta Eksekusi

Menurut sumber tersebut, pria itu diinterogasi petugas keamanan di Namyang dan dikirim ke cabang MSS di Onsong pada 8 Maret.

Penduduk setempat melihat pria itu terlihat tidak berdaya, tubuhnya lemah hingga tidak bisa berdiri tegak dan gigi depannya patah.

Sumber itu menambahkan bahwa: "Seorang pejabat MSS mengatakan pria itu tidak akan selamat karena dia melakukan upaya pembelotan sementara tindakan pencegahan penyakit Covid-19 sudah dilakukan."

Daily NK melaporkan, meskipun MSS membebaskan gadis itu setelah tiga hari, dia saat ini kelaparan di rumah kosong karena tidak ada yang menjaganya.

"Karena ayahnya ditangkap karena berusaha membelot, saya ragu dia akan dikirim ke panti asuhan," kata sumber itu.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas