Demi Kesetaraan Gender, Festival Tradisional Jepang Chintoro Fune Ijinkan Wanita Naik Kapal
Festival tradisional di Aichi Jepang Chintoro Fune yang melarang lelaki naik ke kapal, demi kesetaraan gender acara relay estafet obor olimpiade
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Festival tradisional di Aichi Jepang Chintoro Fune yang melarang lelaki naik ke kapal, demi kesetaraan gender acara relay estafet obor olimpiade, akhirnya mengijinkan wanita naik kapal hari ini (6/4/2021).
Estafet obor Olimpiade Tokyo merayakan hari kedua di Prefektur Aichi Selasa ini (6/4/2021) di Kota Handa, prefektur Aichi dan telah dilakukan pelari membawa obor ke "Kapal Chintoro" (chintoro fune) yang telah digunakan untuk festival sejak zaman Edo, yang sebenarnya hanya boleh laki-laki di dalamnya, tetapi kini supaya tidak bertentangan dengan semangat Olimpiade, kesetaraan gender, wanita pun akhirnya diijinkan naik kapal tersebut.
Menanggapi kritik, acara tersebut dilakukan dengan perempuan di dalamnya, Yasushi Hirano (26) dari grup idola pria "Pangeran Ajaib" naik perahu sebagai pelari dan pembawa api obor olimpiade di atas kapal mengungkapkan, "Apa boleh buat ya."
Sebanyak sekitar 30 warga lokal, termasuk anak-anak, naik perahu untuk membuat ulang festival tersebut.
Tiga wanita, seorang anak dan seorang wali, ada di dalamnya. Kota Handa berencana melakukan estafet dengan perahu dalam rangka memeriahkan "Festival Chintoro" sekaligus yang telah berlangsung sejak zaman Edo.
Saat itu, karena hanya laki-laki yang boleh naik perahu pada festival tersebut, estafet juga membatasi peserta untuk laki-laki. Namun karena adanya aturan kesetaraan gender akhirnya wnaita diperbolehkan naik kapal juga.
Relai estafet obor melewati bagian dari Kanal Handa sekitar 200 meter. Hoka Sakakibara (6), warga setempat yang memutuskan untuk naik kapal dengan tergesa-gesa, tersenyum, berkata, "Itu menyenangkan," dan ayahnya, Zeno (36), berkata, "Ini adalah pengalaman sekali seumur hidup. Jadi itu adalah kenangan yang bagus untuk berkendara dengan putri saya."
Tatsumi Shiraiwa (69), yang bekerja sebagai konsultan festival, berkata, "Kali ini adalah sebuah acara, tapi ini adalah kesempatan yang baik untuk memikirkan tentang adanya wanita di festival, yang merupakan ritual Shinto di masa lalu tetapi perubahan jaman mungkin bisa dipertimbangkan kembali memasukkan wanita juga di dalam kapal."
Sementara itu telah terbit buku baru "Rahasia Ninja di Jepang" berisi kehidupan nyata ninja asli di Jepang yang penuh misteri, mistik, ilmu beladiri luar biasa dan tak disangka adanya penguasaan ilmu hitam juga. informasi lebih lanjut ke: info@ninjaindonesia.com