Deklarasi Darurat Covid-19 Ketiga akan Dikeluarkan Jika Tindakan Prioritas PM Jepang Tidak Mempan
Tindakan Prioritas pada dasarnya mirip dengan Deklarasi Darurat hanya belum bersifat memaksakan kepada masyarakat.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Profesor Shigeru Omi menyebutkan akan ada Deklarasi Darurat Ketiga jika Tindakan Prioritas PM Jepang Yoshihide Suga yang diumumkan Jumat (9/4/2021) tidak dapat menghentikan laju penyebaran virus corona di Jepang.
Profesor Shigeru Omi adalah orang nomor satu yang sangat berpengaruh atas kebijakan antisipasi penanggulangan Covid-19 di Jepang.
"Ada kemungkinan mengeluarkan deklarasi darurat ketiga. Jika tindakan prioritas tidak efektif dan jumlah orang yang ke luar di malam hari tidak berkurang, jumlah orang yang terinfeksi akan meningkat dan ada kemungkinan stadium 4 (penyebaran infeksi yang eksplosif). Wajar untuk mempertimbangkan deklarasi darurat tersebut," papar Profesor Omi, Jumat (9/4/2021) malam.
PM Jepang Yoshihide Suga kemarin mengumumkan Tindakan Prioritas pada tiga tempat yakni di Tokyo, Kyoto dan Okinawa mulai berlaku Senin 12 April.
Tindakan Prioritas pada dasarnya mirip dengan Deklarasi Darurat hanya belum bersifat memaksakan kepada masyarakat.
Baca juga: Penerapan Tindakan Prioritas di Jepang Mulai 12 April, Biaya Konsumsi 400 Miliar Yen Hilang
Baca juga: Melawan China yang Tak Tahu Malu demi Mempertahankan Kepulauan Jepang
Namun bisnis restoran sudah diharapkan agar menutup operasionalnya jam 8 malam dalam periode Tindakan Prioritas.
Area dan periode target tindakan prioritas adalah mulai dari 12 April hingga 11 Mei di 23 distrik di Tokyo dan 6 kota seperti Musashino.
Serta dari 12 April hingga 5 Mei di 9 kota seperti Kota Kyoto di Prefektur Kyoto dan Naha di Prefektur Okinawa.
"Hanya masalah waktu sebelum strain mutan Inggris, yang merajalela di Osaka, beralih ke Tokyo. Tidak dapat disangkal bahwa jumlah orang yang terinfeksi di Tokyo dapat meningkat dengan kecepatan yang semakin tinggi seperti di Osaka di masa depan bila tak segera diantisipasi dari sekarang karena penyebaran mutan baru sangat cepat," tambahnya.
Baca juga: Wanita Pemilik Rumah Salah Tembak Yakuza Jepang Dapat Ganti Rugi 5 Juta Yen
Baca juga: Asosiasi Perikanan Jepang Tolak Rencana Pemerintah Melepaskan Air Olahan Zat Radioaktif ke Laut
Satoshi Kamayachi, Direktur Asosiasi Medis Jepang, mengatakan kepada wartawan, "Kami berada dalam tahap yang belum pernah kami alami khususnya area target tindakan prioritas tersebut. Kami harus juga pertimbangkan penyebaran penyakit."
"Hal ini diperlukan untuk beralih ke keadaan darurat untuk jaringan berdasarkan prefektur, dan dalam kasus deklarasi, "efek pengumuman" yang mempengaruhi perilaku dapat diharapkan."
Vaksinasi kalangan lansia dimulai dari Hachioji mulai Senin 12 April mendatang dan bagi kalangan umum mulai usia 16 tahun ke atas rencana dimulai 4 Juli 2021 sekitar masa pemilu parlemen daerah (DPRD) Tokyo dilaksanakan.
Sementara itu telah terbit buku baru "Rahasia Ninja di Jepang" berisi kehidupan nyata ninja asli di Jepang yang penuh misteri, mistik, ilmu beladiri luar biasa dan tak disangka adanya penguasaan ilmu hitam juga. informasi lebih lanjut ke: info@ninjaindonesia.com
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.