Pejabat Tinggi Beijing Akui Vaksin Covid-19 Buatan China Punya Efektivitas Rendah
Direktur Pusat Pengendalian Penyakit China, Gao Fu mengakui bahwa vaksin Covid-19 buatan dalam negeri punya efektivitas rendah.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
Beijing hingga kini belum menyetujui vaksin asing untuk digunakan di China.
Gao tidak memberikan rincian kemungkinan perubahan dalam strategi vaksinasi, tetapi menyebutkan mRNA, yakni teknik eksperimental yang digunakan untuk mengembangkan Pfizer serta vaksin buatan negara Barat lainnya.
Di sisi lain, pembuat obat China mengandalkan teknologi tradisional.
"Setiap orang harus mempertimbangkan manfaat vaksin mRNA bagi umat manusia," kata Gao.
"Kita harus mengikutinya dengan hati-hati dan tidak mengabaikannya hanya karena kita sudah memiliki beberapa jenis vaksin."
Padahal Dulu Tak Yakin dengan mRNA
Gao sebelumnya mempertanyakan keamanan vaksin mRNA yang dikembangkan di negara Barat.
Menurut laporan Xinhua, pada Desember lalu dia mengatakan tidak bisa mengesampingkan efek negatif mRNA karena pertama kalinya digunakan.
Media pemerintah China serta blog kesehatan dan sains juga mempertanyakan keamanan dan efektivitas vaksin Pfizer-BioNTech, yang menggunakan mRNA.
Diketahui vaksin mRNA tidak memasukkan virus yang dimatikan sebagaimana vaksin biasanya, melainkan menggunakan komponen genetik yang direkayasa menyerupai virus tertentu.
Baca juga: Agar Efektif Cegah Corona, Memakai Masker Dobel, Perhatikan Cara Pasang dan Bahan, Ini Kata Dokter
Baca juga: Lebih dari Setahun sejak Pandemi, Korea Utara Mengklaim Negaranya Masih Bebas Virus Corona
Pada 2 April lalu, sekitar 34 juta warga China telah menerima dua dosis vaksin sementara sekitar 65 juta lainnya masih satu dosis.
Para ahli mengatakan mencampurkan vaksin atau vaksinasi berurutan, dapat meningkatkan tingkat keefektifan.
Bahkan dunia saat ini sedang mencoba mencampurkan dua vaksin berbeda atau memberi vaksin lebih setelah jangka waktu yang cukup lama.
Para peneliti di Inggris sedang mempelajari kemungkinan kombinasi vaksin Pfizer-BioNTech dan AstraZeneca.
Gao sempat menyangkal laporan media bahwa vaksin Covid-19 China memiliki tingkat perlindungan yang rendah, mengatakan kepada Global Times bahwa itu adalah "kesalahpahaman yang lengkap."
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Berita lain terkait Virus Corona