Jepang Kekurangan 30 Persen Dokter di Puskesmas Tokyo, Butuh 58 Dokter Segera
Lowongan dokter yang bertugas menyelidiki jalur penularan virus corona dan menyesuaikan rawat inap di puskesmas di Tokyo, terbuka luas
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemda Tokyo saat ini sangat kekurangan tenaga dokter. Sekitar 30 persen atau 58 orang lowongan kosong sebagai dokter di Puskesmas yang ada di 23 wilayah di Tokyo perlu diisi tenaga medis.
"Kita sangat kekurangan tenaga medis dokter. Harus dicari segera, ini kurang baik kalau gelombang ke-4 pandemi muncul nanti," papar sumber Tribunnews.com, Kamis (15/4/2021).
Lowongan dokter yang bertugas menyelidiki jalur penularan virus corona dan menyesuaikan rawat inap di puskesmas di Tokyo, terbuka luas. Dibutuhkan 58 dokter untuk mengisi lowongan tersebut.
Pengamanan sumber daya manusia sangat mendesak karena jumlah dokter yang tidak mencukupi dan pekerjaan yang ketat, seperti berkonsentrasi pada dokter dengan penyesuaian rawat inap yang terbatas.
Dokter kesehatan masyarakat yang merupakan dokter yang bekerja untuk meningkatkan kesehatan warga di puskesmas, berperan penting dalam penanggulangan virus corona, seperti menyelidiki jalur infeksi dan menyesuaikan penerimaan pasien.
Pemerintah Metropolitan Tokyo memilih dan menempatkannya di pusat kesehatan di Tokyo setiap tahun, tetapi per tanggal 1 April 2021 baru ketahuan saat ini hanya ada 116 orang dokter.
Baca juga: Golden Week Yang Menyedihkan Bagi Warga Tokyo Jepang, Antisipasi Mutan Baru Corona
Baca juga: KLH Jepang Akan Pantau Tritium Sebelum dan Sesudah Pelepasan Dalam Setahun Mendatang
Jumlah ini sangat kurang untuk tenaga medis dokter di Puskesmas Tokyo.
Padahal lowongan kerja tertinggi dalam 10 tahun terakhir, dan beberapa puskesmas tidak mampu mengalokasikan dana yang cukup, sementara pekerjaan yang ketat, sibuk, seperti berkonsentrasi dokter pada saat penyesuaian rawat inap yang terbatas.
Sementara 17 orang pensiunan pada tahun lalu, hanya 4 yang baru dipekerjakan, dan pemda percaya bahwa latar belakang pensiunan massal adalah tanggapan terhadap virus corona yang sangat sibuk.
Biro Kesehatan dan Kesejahteraan Metropolitan mengatakan, "Jika situasi ini terus berlanjut, ini dapat menghambat respons terhadap keracunan makanan dan masalah kesehatan lain. Kami ingin mengambil berbagai tindakan untuk mengamankan sumber daya manusia."
Sementara itu bagi WNI yang berkeinginan vaksinasi Covid-19 di Jepang dapat menghubungi Forum BBB, kelompok bisnis WNI yang berdomisili di Jepang dengan email: bbb@jepang.com subject: Vaksinasi