Junta Militer Tangkap Pemimpin Demonstrasi Anti-Kudeta Myanmar
Sebelum ditangkap, aparat keamanan Myanmar menabrak motor pimpinan pengunjuk rasa anti-kudeta militer, Wai Moe Naing.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, YANGON - Aparat keamanan Myanmar menangkap satu pemimpin utama kampanye melawan pemerintahan militer, Kamis (15/4/2021).
Junta Militer Myanmar menangkapnya setelah menabraknya dengan mobil saat ia memimpin unjuk rasa dengan mengendarai sepeda motor, kata teman dan kolega, seperti dilansir Channel News Asia, Jumat (16/4/2021).
Para penentang kudeta 1 Februari yang menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi terus melakukan kampanye mereka melawan militer pada minggu Tahun Baru tradisional di negara itu dengan pawai dan berbagai demonstrasi perlawanan lainnya.
"Saudara kami Wai Moe Naing ditangkap. Sepeda motornya ditabrak mobil pribadi polisi," ujar Win Zaw Khiang, anggota kelompok penyelenggara protes, di media sosial.
Baca juga: Pemimpin ASEAN Harus Melakukan Tindakan untuk Menghentikan Kekerasan terhadap Warga Sipil di Myanmar
Wai Moe Naing, seorang Muslim berusia 25 tahun, telah muncul sebagai satu di antara pemimpin oposisi yang paling terkenal terhadap kudeta.
Sebelumnya, Reuters berbicara kepada Wai Moe Naing melalui telepon ketika dia berangkat untuk memimpin unjuk rasa di kota pusat Monywa, sekitar 700km di utara kota utama Yangon.
Video yang diposting di media sosial menunjukkan sebuah mobil yang datang meliuk-liuk ke arah sekelompok sepeda motor.
Reuters tidak dapat memverifikasi rekaman tersebut.
Plat nomor polisi mobil hitam yang ditampilkan dalam dua video berbeda yang meliuk-liuk ke dalam unjuk rasa tidak sesuai dengan model kendaraan yang tercantum untuk plat nomor itu itu di database kendaraan Myanmar.
Seorang juru bicara junta tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Baca juga: Junta Militer Myanmar Adili 19 Dokter Karena Terlibat Aksi Protes Anti Kudeta
Monywa telah menjadi satu di antara pusat utama kampanye pro-demokrasi, dengan unjuk rasa besar hari demi hari dan tindakan keras dan brutal berulang dilakukan aparat keamanan.
Beberapa rekan mengatakan mereka takut akan keselamatan Wai Moe Naing dalam penahanan.
Kedutaan Swedia mengatakan sedang mengikuti kasus Wai Moe Naing dan mendesak agar semua tahanan diizinkan mendapat perawatan kesehatan yang tepat dan hak asasi manusia mereka dihormati.
Pemimpin protes lainnya, Tayzar San, mengatakan di Facebook: "Kita harus melanjutkan pertarungan dengan menggandakan energi kita untuk Ko Wai Moe Naing, untuk kebenaran, untuk masa kini dan masa depan negara."