Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Harga Makanan Makin Naik, Lebanon Hadapi Ramadan yang Sulit di Tengah Krisis Ekonomi

Harga makanan di Lebanon dilaporkan melonjak di tengah krisis ekonomi terburuk di negara itu dalam beberapa dekade.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
zoom-in Harga Makanan Makin Naik, Lebanon Hadapi Ramadan yang Sulit di Tengah Krisis Ekonomi
JAWAB AMRO / AFP
Meteran parkir rusak terlihat di ibu kota Lebanon, Beirut, pada 31 Maret 2021. Saat Lebanon berjuang melawan krisis keuangan terburuknya dalam beberapa dekade, mata uang lokal telah kehilangan lebih dari 85 persen nilainya di pasar gelap. Bahkan dewan kota yang pernah terkaya di negara itu mengatakan sedang berjuang untuk mempertahankan jalan-jalannya, karena tekanan ekonomi memberi tekanan pada infrastruktur yang sudah rusak. 

TRIBUNNEWS.COM - Banyak keluarga muslim di Lebanon berjuang untuk membeli makanan selama bulan suci Ramadan.

Harga makanan melonjak di tengah krisis ekonomi terburuk di negara itu dalam beberapa dekade.

Warga Beirut, Um Ahmed mengatakan kepada Al Jazeera, harga sepiring salad enam kali jauh lebih mahal tahun ini dibanding sebelumnya.

"Harganya gila-gilaan bahkan naik lebih banyak selama Ramadan," ucapnya, seperti dikutip Tribunnews dari Al Jazeera.

"Apa yang bisa kita lakukan? Apakah kita mengemis? Kami tidak terbiasa mengemis," tuturnya.

Baca juga: Menkes Budi Ingatkan Kepala Daerah Tetap Jalankan Vaksinasi Selama Ramadan

Baca juga: Makanan Ini Dapat Membuat Perut Kenyang Selama Menjalankan Puasa Ramadan

Tekanan Ekonomi Lebanon
Meteran parkir rusak terlihat di ibu kota Lebanon, Beirut, pada 31 Maret 2021. Saat Lebanon berjuang melawan krisis keuangan terburuknya dalam beberapa dekade, mata uang lokal telah kehilangan lebih dari 85 persen nilainya di pasar gelap. Bahkan dewan kota yang pernah terkaya di negara itu mengatakan sedang berjuang untuk mempertahankan jalan-jalannya, karena tekanan ekonomi memberi tekanan pada infrastruktur yang sudah rusak.

Makanan jadi Barang Mewah

Zeina Khodr dari Al Jazeera, melaporkan dari Beirut, mengatakan bahwa bagi jutaan orang di Lebanon, makanan menjadi barang mewah.

Berita Rekomendasi

Ekonomi dan mata uang Lebanon telah terjun bebas dan daya beli masyarakat berkurang.

Mata uang Lebanon, pound turun menjadi 10.000 terhadap dolar AS pada awal Maret 2021.

Kemudian [ada bulan itu, turun menjadi 15.000 dan belum pernah terjadi sebelumnya.

Mata uang tersebut telah kehilangan sekitar 90 persen nilainya sejak akhir 2019.

"Mereka yang dulu membeli satu kilo sayuran sekarang membeli setengahnya, sementara yang lain membeli per potong. Beberapa pergi begitu saja setelah mengetahui harganya,"kata Ahmed, seorang penjual sayur.

Baca juga: Mentan SYL Ajak Petani Tetap Khusyuk Bekerja di Bulan Puasa

Krisis Ekonomi di Lebanon
Pemadaman listrik di sebuah lingkuhan di ibu kota Lebanon, Beirut pada 31 Maret 2021. Saat Lebanon berjuang melawan krisis keuangan terburuknya dalam beberapa dekade, mata uang lokal telah kehilangan lebih dari 85 persen nilainya di pasar gelap. Bahkan dewan kota yang pernah terkaya di negara itu mengatakan sedang berjuang untuk mempertahankan jalan-jalannya, karena tekanan ekonomi memberi tekanan pada infrastruktur yang sudah rusak.

Harga Melonjak

Satu bulan makan buka puasa untuk sebuah keluarga beranggotakan lima orang sekarang diperkirakan menelan biaya dua setengah kali lipat dari upah minimum yang bernilai $ 60 pada harga pasar gelap.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas