Pamerkan Jet Tempur KF-21 Boramae, Korsel Masuk Grup Elite Industri Militer
Proyek ini juga melibatkan Indonesia, yang berkontribusi pada pendanaan serta industri pendukung untuk suku cadang pesawat.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Diproduksi mulai 2026, setelah enam prototipe melakukan lebih dari 2.000 uji terbang, pesawat tempur itu akan menjadi pengganti armada F-4 dan F-5 yang sudah tua.
Korsel nantinya juga bakal memiliki F-35, jet tempur generasi ke-5, dan armada F-15 dan F-16 yang saat ini sudah ada.
“Lihat ini benar-benar berteknologi tinggi, ini adalah teknologi yang sangat penting,” puji Pieter Wezeman dari Stockholm Institut Penelitian Perdamaian Internasional (SIPRI).
“Ini menciptakan citra sebagai permata mahkota,” tambah Wezeman, yang merupakan peneliti senior bidang senjata militer.
Saat memamerkan prototype produk negaranya itu, Moon memuji keuntungan ekonomi dari proyek tersebut.
Sekitar 700 bisnis lokal telah terlibat dalam pembangunan, menciptakan 12.000 dari pekerjaan yang digambarkan presiden sebagai pekerjaan yang “layak”.
Produksi massal akan menambah 100.000 kesempatan kerja, dan menghasilkan lebih dari $ 5 miliar untuk perekonomian.
"Proyek KF-21 akan menjadi kekuatan pendorong yang akan menjadikan industri penerbangan sebagai mesin pertumbuhan masa depan Republik Korea yang tak terbantahkan," kata Moon.
Kritikus menunjukkan pengembangan pesawat saja menghabiskan biaya sekitar $ 7 miliar. Sebanyak $ 9 miliar dibutuhkan untuk memproduksi 120 jet tempur mulai 2026.
Kalangan industri telah memperingatkan biaya pengembangan dan konstruksi dapat meningkat secara signifikan.
Proyek Joint Strike Fighter F-35 pimpinan AS melibatkan delapan negara, dengan Korea Selatan akan membeli 60 pesawat.
Lockheed Martin setuju mentransfer 21 teknologi utamanya ke Korea Selatan setelah Seoul menandatangani kontrak pengadaan F-35.
Kerjasama transfer teknologi ini juga menunjukkan komitmen Washington terhadap sekutu pentingnya di Asia Timur ini.
Untuk proyek F-21 “Fighting Hawk”, Korea Selatan meminta Indonesia menanggung 20 persen anggaran pembangunan dengan imbalan 50 pesawat dan transfer teknologi.