Daging Buatan Diklaim Ramah Lingkungan, Singapura Jadi Negara Pertama Pemberi Izin Penjualan
Secara terbuka, Singapura menjadi negara pertama yang mengijinkan penjualan daging buatan dari sel hewan hasil inovasi laboratorium
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Singapura menjadi negara pertama yang mengizinkan penjualan daging buatan, bahkan secara terbuka.
Hal ini karena daging buatan dirasa lebih ramah lingkungan dari pada daging asli yang diproduksi secara konvensional.
Dikutip dari tayangan Kompas Tv dalam kabar BBC News Indonesia, Minggu (26/4/2021), Singapura telah mengizinkan penjualan daging buatan secara terbuka sejak akhir 2020 lalu.
Bahkan informasi yang didapat BBC News Indonesia, daging buatan ini cukup populer di beberapa negara.
Daging buatan ini cukup populer, meski belum banyak dijual secara komersil.
Baca juga: Harga Daging Segar Akan Melonjak Jelang Lebaran, Daging Beku Bisa Jadi Jawaban, Ini Keunggulannya
Baca juga: Desak Gibran Larang Perdagangan Kuliner Daging Anjing di Solo, DMFI: Bukan Hanya soal Kekejaman
Meski daging buatan laboratorium semakin populer, konsumen negara lain tidak serta merta menerima inovasi buatan ini.
Ada beberapa orang di wilayah negara lain yang masih meragukannya, meski diklaim ramah lingkungan.
Mereka masih meragukan daging buatan yang dihasilkan dari sel hewan ini tersedia tanpa sebelumnya melewati proses penyembelihan.
Tak hanya itu, daging buatan punya pasar sendiri karena harganya yang mahal.
Bahkan, sepotong daging olahan ayam yang dijual produsen daging buatan Eat Just, daging tersebut dapat dijual Rp 750 ribu.
Josh Tetrick, Direktur Eat Just mengatakan daging buatan ini aman dikonsumsi dan terjaga akan kebersihannya.
Hingga dapat dikonsumsi secara berkelanjutan.
Baca juga: Jaga Pasokan Pangan saat Ramadan, Pemerintah Impor Daging Sapi hingga Gula Pasir
"Daging buatan ini bersih, aman dan berkelanjutan untuk dimakan," ujar Josh.
Penemuan daging buatan ini berawal dari pemikiran konsep ramah lingkungan.