Saudi-Iran Gelar Negosiasi Rahasia, Pangeran MBS Ingin "Bersahabat" dengan Teheran
Kedua negara terlibat persaingan sengit memperebutkan pengaruh kawasan sejak 2016, setelah pengunjuk rasa Iran menggeruduk kedutaan Saudi di Teheran.
Editor: Setya Krisna Sumarga
![Saudi-Iran Gelar Negosiasi Rahasia, Pangeran MBS Ingin](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/foto-militan-houthi-memegang-senjata.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, RIYADH - Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammad bin Salman telah memberikan tanda bersahabat terhadap musuh bebuyutan kerajaan, Iran.
Ia mengatakan tengah mencari hubungan baik setelah muncul laporan saingan tersebut mengadakan pembicaraan rahasia baru-baru ini di Baghdad.
Kedua negara terlibat persaingan sengit memperebutkan pengaruh kawasan sejak 2016, setelah pengunjuk rasa Iran menggeruduk kedutaan Saudi di Teheran.
Aksi massa terjadi setelah kerajaan Saudi mengeksekusi seorang ulama Syiah yang dihormati di wilayah Arab.
"Iran adalah negara tetangga, dan semua yang kami cita-citakan adalah hubungan yang baik dan khusus dengan Iran," kata Mohammed bin Salman (MBS) yang disiarkan Middle East Broadcasting Center, Rabu (28/4/2021) WIB.
Kutipan wawancara itu disitir laman berita Aljazeera.com. “Kami tidak ingin situasi Iran menjadi sulit. Sebaliknya, kami ingin Iran tumbuh… dan mendorong kawasan dan dunia menuju kemakmuran,” katanya.
Baca juga: Media Iran Sebut Putra Mahkota Saudi Terlibat Plot Kudeta di Yordania
Baca juga: Houthi Kembali Serang Arab Saudi, Fasilitas Minyak dan Sistem Pertahanan Rudal Jadi Sasaran
MBS menambahkan Riyadh bekerja dengan mitra regional dan global untuk menemukan solusi atas apa yang disebutnya perilaku negatif Teheran.
Ia menyinggung program nuklir Teheran serta dukungan negara itu untuk proksi mereka di seluruh Timur Tengah.
"Kami berharap dapat mengatasinya dan membangun hubungan yang baik dan positif dengan Iran yang akan menguntungkan semua orang," kata Putra Mahkota dalam wawancara 90 menit itu.
Pernyataan itu menandai perubahan nada dan sikapnya dibandingkan wawancara sebelumnya. Saat itu MBS mengecam Teheran, menuduhnya memicu ketidakamanan regional.
Pangeran tidak menyebutkan negosiasi apapun dengan Iran. Pembicaraan di Baghdad, yang difasilitasi Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi, tetap dirahasiakan sampai Financial Times melaporkan pertemuan pertama telah diadakan pada 9 April.
Seorang pejabat pemerintah Irak mengkonfirmasi pembicaraan itu dengan kantor berita AFP, sementara seorang diplomat Barat mengatakan dia telah diberi pengarahan sebelumnya tentang upaya menengahi hubungan yang lebih baik dan mengurangi ketegangan (Saudi dan Iran).
Baca juga: Koalisi Saudi Luncurkan Serangan Udara di Ibu Kota yang Dikuasai Militan Houthi Yaman
Baca juga: Arab Saudi Tawarkan Rencana Gencatan Senjata kepada Militan Houthi Yaman
Riyadh secara resmi membantah pembicaraan di media yang didukung pemerintah, sementara Teheran belum berkomentar. Pejabat Iran hanya menegaskan pihaknya selalu menyambut dialog dengan Arab Saudi.
Inisiatif ini muncul pada saat dinamika kekuatan bergeser ketika Presiden AS Joe Biden berusaha menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 yang compang-camping yang ditinggalkan Donald Trump.