Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saudi-Iran Gelar Negosiasi Rahasia, Pangeran MBS Ingin "Bersahabat" dengan Teheran

Kedua negara terlibat persaingan sengit memperebutkan pengaruh kawasan sejak 2016, setelah pengunjuk rasa Iran menggeruduk kedutaan Saudi di Teheran.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Saudi-Iran Gelar Negosiasi Rahasia, Pangeran MBS Ingin
AFP
FILE 16 Maret 2019 - Pejuang militan Houthi memegang senjata mereka dan meneriakkan slogan-slogan selama pertemuan yang bertujuan untuk memobilisasi lebih banyak pejuang sebelum menuju ke medan perang. Warga Houthi Yaman ini bertempur melawan koalisi Arab yang dipimpin Kerajaan Saudi. 

TRIBUNNEWS.COM, RIYADH - Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammad bin Salman  telah memberikan tanda bersahabat terhadap musuh bebuyutan kerajaan, Iran.

Ia mengatakan tengah mencari hubungan baik setelah muncul laporan saingan tersebut mengadakan pembicaraan rahasia baru-baru ini di Baghdad.

Kedua negara terlibat persaingan sengit memperebutkan pengaruh kawasan sejak 2016, setelah pengunjuk rasa Iran menggeruduk kedutaan Saudi di Teheran.

Aksi massa terjadi setelah kerajaan Saudi mengeksekusi seorang ulama Syiah yang dihormati di wilayah Arab.

"Iran adalah negara tetangga, dan semua yang kami cita-citakan adalah hubungan yang baik dan khusus dengan Iran," kata Mohammed bin Salman (MBS) yang disiarkan Middle East Broadcasting Center, Rabu (28/4/2021) WIB.

Kutipan wawancara itu disitir laman berita Aljazeera.com. “Kami tidak ingin situasi Iran menjadi sulit. Sebaliknya, kami ingin Iran tumbuh… dan mendorong kawasan dan dunia menuju kemakmuran,” katanya.

Baca juga: Media Iran Sebut Putra Mahkota Saudi Terlibat Plot Kudeta di Yordania

Baca juga: Houthi Kembali Serang Arab Saudi, Fasilitas Minyak dan Sistem Pertahanan Rudal Jadi Sasaran

MBS menambahkan Riyadh bekerja dengan mitra regional dan global untuk menemukan solusi atas apa yang disebutnya perilaku negatif Teheran.

Berita Rekomendasi

Ia menyinggung program nuklir Teheran serta dukungan negara itu untuk proksi mereka di seluruh Timur Tengah.

"Kami berharap dapat mengatasinya dan membangun hubungan yang baik dan positif dengan Iran yang akan menguntungkan semua orang," kata Putra Mahkota dalam wawancara 90 menit itu.

Pernyataan itu menandai perubahan nada dan sikapnya dibandingkan wawancara sebelumnya. Saat itu MBS mengecam Teheran, menuduhnya memicu ketidakamanan regional.

Pangeran tidak menyebutkan negosiasi apapun dengan Iran. Pembicaraan di Baghdad, yang difasilitasi Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi, tetap dirahasiakan sampai Financial Times melaporkan pertemuan pertama telah diadakan pada 9 April.

Seorang pejabat pemerintah Irak mengkonfirmasi pembicaraan itu dengan kantor berita AFP, sementara seorang diplomat Barat mengatakan dia telah diberi pengarahan sebelumnya tentang upaya menengahi hubungan yang lebih baik dan mengurangi ketegangan (Saudi dan Iran).

Baca juga: Koalisi Saudi Luncurkan Serangan Udara di Ibu Kota yang Dikuasai Militan Houthi Yaman

Baca juga: Arab Saudi Tawarkan Rencana Gencatan Senjata kepada Militan Houthi Yaman

Riyadh secara resmi membantah pembicaraan di media yang didukung pemerintah, sementara Teheran belum berkomentar. Pejabat Iran hanya menegaskan pihaknya selalu menyambut dialog dengan Arab Saudi.

Inisiatif ini muncul pada saat dinamika kekuatan bergeser ketika Presiden AS Joe Biden berusaha menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 yang compang-camping yang ditinggalkan Donald Trump.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas