Prangko Pos Militer Surakarta Tahun 1949 Bernilai Fantastis, Waspada Kini Beredar Versi Palsu
Prangko itu merupakan prangko darurat yang dicetak oleh penguasa militer di Surakarta pada perang revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Prangko Pos Militer Surakarta yang diterbitkan pada tahun 1949, memiliki harga paling mahal saat ini untuk prangko Indonesia yaitu sekitar Rp 1,5 miliar dalam kondisi sempurna.
Demikian pula ada beberapa amplop surat "jalan" yang telah diposkan, ada tempelan prangko Pos Militer Surakarta, sangat langka berharga sangat mahal.
Namun sayangnya kini beredar prangko palsu.
"Ada prangko Pos Militer Surakarta yang palsu beredar di masyarakat," ungkap Saburo Masuyama, filatelis Jepang, spesialis prangko Indonesia zaman pendudukan Jepang, Belanda dan Revolusi zaman dulu, khusus kepada Tribunnews.com, Jumat (30/4/2021).
Menurut Saburo, prangko Pos Militer Surakarta saat ini hanya ada sekitar 40 keping saja.
"Sebanyak 6 buah dimiliki seorang filatelis di Semarang," kata dia.
Prangko itu merupakan prangko darurat yang dicetak oleh penguasa militer di Surakarta pada perang revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia, karena tidak tersedianya prangko resmi.
Baca juga: Ada Prangko Pertama di Dunia hingga Prangko Tematik, Intip Koleksi Museum Pos Indonesia di Bandung
Keadaan darurat saat revolusi dulu membuat prangko tersebut dicetak sangat sederhana dari kertas apa adanya dalam suasana revolusi dulu, 1949 di mana Belanda ingin menjajah Indonesia lagi.
Oleh karena itu tidak banyak yang benar-benar digunakan, tidak banyak yang ditempel pada amplop surat untuk berkirim surat saat itu lewat pos.
Peredaran prangko Pos Militer Surakarta juga sampai ke tangan Tribunnews.com yang sempat ditawarkan seseorang.
Melihat prangko tersebut yang memiliki cap pos "sangat indah" tidak pelak lagi itulah prangko yang palsu.
"Tidak heran dipalsukan kalau harganya mahal sekali. Orang banyak yang ingin cepat cari untung dapat duit dari barang mahal, sehingga muncullah prangko palsu tersebut," lanjutnya.
Oleh karena itu Sabura berharap masyarakat Indonesia terutama pengumpul prangko sangat berhati-hari setiap menerima penawaran prangko kuno zaman pendudukan Jepang Belanda dan jaman Revolusi Indonesia di masa lampau.
Bagi yang ingin bergabung ke dalam whatsapp group "Filatelis" mendapatkan informasi terakhir mengenai prangko dan pos, silakan email ke: filateli@bbbjepang.com dengan subject: FILATELIS dan tuliskan Nama Lengkap, alamat serta tanggal lahir.