Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Berpotensi Terpapar Covid-19, Menlu India Putuskan Ikuti G7 Secara Virtual

Menteri Luar Negeri (Menlu) India Subrahmanyam Jaishankar akan berpartisipasi secara virtual dalam acara G7

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
zoom-in Berpotensi Terpapar Covid-19, Menlu India Putuskan Ikuti G7 Secara Virtual
CDC
Ilustrasi 

Di sisi lain, Pakar Kesehatan Masyarakat terkemuka Amerika Serikat (AS) Dr Anthony Fauci menggambarkan situasinya sebagai hal yang 'sangat serius'.

Ia menilai bahwa lockdown nasional perlu dilakukan bersamaan dengan upaya vaksinasi besar-besaran serta pembangunan rumah sakit darurat.

Perlu diketahui, selama ini keputusan untuk memberlakukan pembatasan di India ini dibuat oleh otoritas masing-masing negara bagian, bukan oleh pemerintah pusat.

Modi mengatakan bahwa negara seharusnya hanya mempertimbangkan pembatasan maupun lockdown sebagai 'opsi terakhir'.

Namun hingga saat ini banyak negara bagian yang masih memberlakukan pembatasan.

Negara bagian utara Bihar adalah yang terbaru mengumumkan lockdown penuh.

Sedangkan New Delhi, dan pusat keuangan Mumbai menerapkan sistem pembatasan.

Berita Rekomendasi

Modi telah mendapatkan kecaman keras pada tahun lalu karena memberlakukan lockdown nasional dengan pemberitahuan yang disampaikan secara tiba-tiba, yakni hanya kurang dari empat jam.

Ini tentunya menyebabkan krisis kemanusiaan, karena puluhan ribu pekerja migran terpaksa berjalan ratusan kilometer untuk kembali ke desa asal mereka.

Lockdown saat itu juga menyebabkan output ekonomi India turun dengan rekor 24 persen pada periode April dan Juni 2020, jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Pemerintah pusat mengatakan bahwa jika lockdown nasional diberlakukan kembali, akan memiliki konsekuensi yang mengerikan bagi perekonomian negara itu.

Terjadinya gelombang infeksi kedua India sebenarnya dipicu pelonggaran protokol kesehatan dan adanya festival publik secara besar-besaran serta kampanye politik.

Lonjakan angka positif Covid-19 ini kemudian membebani seluruh rumah sakit di negara itu.

Tindakan seperti penundaan dalam pengujian, diagnosis maupun pengobatan, serta terbatasnya tempat perawatan pasien kritis dan obat-obatan esensial termasuk oksigen, telah mengakibatkan lonjakan angka kematian.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas