Lonjakan Kasus Covid-19 di Bangalore India Ikut Pengaruhi Kinerja Perusahaan Besar AS
Karena semakin banyak karyawan yang sakit maupun kesulitan mencari pasokan medis penting seperti oksigen untuk kerabat atau teman mereka.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, INDIA - Sekitar 8.300 mil di timur Wall Street, di bentangan Jalan Lingkar Luar Bangalore India, berdiri tempat yang dulunya merupakan jantung dari back-office industri keuangan global.
Sebelum pandemi virus corona (Covid-19), cluster menara kaca dan baja ini menampung ribuan karyawan di perusahaan seperti Goldman Sachs Group Inc dan UBS Group AG yang memainkan peran penting dalam segala hal.
Mulai dari manajemen risiko hingga layanan pelanggan dan kepatuhan.
Sekarang, gedung-gedung itu kosong dan terlihat menyeramkan.
Dikutip dari laman NDTV, Jumat (7/5/2021), dengan jumlah kasus positif yang melonjak signifikan di seluruh penjuru kota Bangalore dan sebagian besar India, pengaturan sistem kerja dari rumah atau Work From Home (WFH) yang telah menopang operasi back-office Wall Street selama berbulan-bulan, menjadi sangat tertekan.
Baca juga: Semakin Memprihatinkan, India Catat Rekor 1,57 Juta Kasus Baru Covid-19 Hanya dalam Sepekan
Karena semakin banyak karyawan yang sakit maupun kesulitan mencari pasokan medis penting seperti oksigen untuk kerabat atau teman mereka.
Perusahaan seperti Standard Chartered Plc mengatakan pada pekan lalu bahwa sekitar 800 dari 20.000 stafnya yang bekerja di India telah terkonfirmasi positif Covid-19.
Sementara sebanyak 25 persen karyawan di beberapa tim di UBS tidak hadir.
Hal ini disampaikan seorang eksekutif di perusahaan tersebut yang berbicara tanpa menyebut nama karena takut kehilangan pekerjaannya.
Perlu diketahui bahwa wabah Covid-19 di India semakin meningkat saat program vaksinasi justru memicu pemulihan ekonomi di negara lain.
"Ini bukan masalah lokal atau India saja, ini krisis global," kata Analis Direktur senior di Gartner Inc., D.D. Mishra.
Gelombang infeksi kedua saat ini diprediksi 'secara signifikan akan lebih besar' dibandingkan sebelumnya.
"Oleh karena itu, organisasi dan perusahaan dengan staf yang berbasis di India tentunya perlu mengambil tindakan untuk merencanakan dan memitigasi, jika diperlukan," tegas Mishra.