Kisah Pilu Ibu yang Terjebak di Konflik Israel-Palestina, Anggap Setiap Rumah Bisa Jadi Kuburan
Kisah pilu seorang Ibu yang terjebak di konflik Israel-Palestina, mengaku tak bisa tidur dan menganggap setiap rumah bisa menjadi kuburan.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
Najwa tinggal di sebidang tanah kecil yang padat di pinggiran kamp pengungsi di tengah Jalur Gaza, dimana ada 1,8 juta orang yang tinggal disana.
Ia tinggal bersama suami dan lima anaknya, yang berusia 11 hingga 22 tahun.
Najwa menceritakan, ketakutannya memuncak ketika membicarakan tentang kemungkinan serangan darat Israel di Gaza.
"Anda tidak akan merasa aman. Sebagai seorang ibu, ini sangatlah menakutkan, sangat melelahkan bagi perasaan saya, bagi kemanusiaan saya," ujarnya.
Baca juga: Hari Minggu Dewan Keamanan PBB akan Bertemu Bahas Konflik Israel-Palestina
Najwa mengaku tak yakin seberapa banyak yang harus dia ceritakan kepada anak-anaknya tentang kekerasan yang terjadi di sekitar mereka.
"Saya berhenti mengatakan apa pun kepada mereka. (Tapi) tidaklah mudah menyembunyikan ketakutanmu. Karena kamu tidak tahu apakah ini tempat yang aman atau tidak," ungkapnya.
Namun, terlepas dari usahanya untuk melindungi anak-anaknya dari pembicaraan 'perang', Najwa mengaku tidak bisa menghindarinya.
"Mereka melacak berita sepanjang hari, bahkan jika saya menyuruh mereka agar tidak melakukannya. Semuanya ada di Instagram dan media sosial. Semuanya hancur," ujar Najwa.
Lebih lanjut, Najwa mengaku sangat prihatin tentang kondisi kejiwaan anak-anaknya yang berulang kali menderita akibat konflik yang terjadi di Gaza sejak dulu.
Putra bungsunya, Mohammed, yang akan berulang tahun ke-12, mengalami perang Israel-Gaza pada 2008-2009 dan 2014, yang menewaskan ribuan orang warga sipil.
Baca juga: Bicara Konflik Israel dan Palestina, Gal Gadot Berharap Ada Solusi Agar Bisa Berdampingan dan Damai
"Saya tidak bisa membayangkan ketika dia besar nanti - kenangan apa yang ingin dia ceritakan kepada anak-anaknya?" tambahnya.
Dan saat serangan udara terus berlanjut, Najwa juga sadar akan efeknya terhadap dirinya.
"Anda tidak bisa terbiasa dengan semua kengerian, Anda tidak bisa terbiasa mendengar suara anak-anak menangis dan menjerit," katanya.
Menurut Najwa, menyembunyikan ketakutan akan pertempuran ini sangat sulit dilakukan.
Baca juga: Siapa itu HAMAS? Kelompok Militan Palestina yang Tembakkan Roket ke Israel
(Tribunnews.com/Maliana)
Simak berita lain terkait Israel Serang Jalur Gaza