Korban Tewas Akibat Serangan Brutal Israel di Gaza Melonjak Jadi 126 Orang, 31 Diantaranya Anak-anak
Korban tewas di Gaza oleh serangan Israel, 31 diantaranya anak-anak dan 20 wanita, sementara jumlah korban luka meningkat menjadi 950.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Serangan brutal Israel di Jalur Gaza yang diblokade telah menewaskan 21 lebih warga Palestina pada hari Jumat kemarin (14/5/2021) dan membuat total korban meninggal menjadi 126 berdasar pernyataan resmi Kementerian Kesehatan Gaza.
Korban tewas termasuk 31 anak-anak dan 20 wanita, sementara jumlah korban luka meningkat menjadi 950.
Pesawat-pesawat tempur Israel pada hari Jumat kembali menggempur Jalur Gaza yang diblokade, menyebabkan kerusakan berat pada bangunan tempat tinggal di seluruh daerah kantong.
Pada serangan Israel pada hari Jumat kemarin saja, total korban meninggal warga Palestina mencapai 11 orang ketika pasukan Israel bentrok dengan mereka untuk membubarkan aksi unjuk rasa mereka di berbagai bagian Tepi Barat.
Sementara itu, pihak berwenang Lebanon mengumumkan bahwa seorang pemuda Lebanon terbunuh ketika tembakan artileri Israel menargetkan pengunjuk rasa di sepanjang pagar keamanan Israel di selatan negara itu.
Baca juga: Tentara Israel Makin Brutal, 10.000 Warga Palestina Tinggalkan Rumah di Gaza
Ketegangan meningkat di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur dan di Masjid Al-Aqsa dan Gerbang Damaskus sejak awal bulan puasa Ramadhan ketika pasukan dan pemukim Israel menyerang warga Palestina.
Baca juga: PKS Minta Pemerintah Desak PBB Terjunkan Pasukan Perdamaian ke Palestina
Ketegangan berpindah dari Yerusalem Timur ke Gaza setelah kelompok perlawanan Palestina di sana bersumpah untuk membalas serangan Israel di Masjid Al-Aqsa dan Sheikh Jarrah jika mereka tidak dihentikan.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama perang Arab-Israel 1967.
Itu mencaplok seluruh kota pada tahun 1980 dalam sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
Laporan: Nour Mahd Ali Abu Aisha dan Safiye Karabacak/Anadolu Agency