Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Delapan Tentara Venezuela Diculik Paramiliter Bersenjata Kolombia

Pasukan Venezuela kerap terlibat bentrokan dengan pasukan Kolombia di Apure untuk meredam perdagangan narkoba dan penculikan.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Delapan Tentara Venezuela Diculik Paramiliter Bersenjata Kolombia
Ariana Cubillos/AP
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro 

Sementara itu, Bogota menuduh Caracas mengizinkan gerilyawan FARC menggunakan Venezuela sebagai tempat berlindung yang aman.

Kolombia bersekutu dengan AS dalam usaha mendukung upaya oposisi Venezuela menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis di negara itu.

Pada Mei 2020, sekelompok tentara bayaran yang berbasis di Kolombia berusaha mendarat di Venezuela melalui laut.

Mereka berniat menculik Presiden Nicolas Maduro, dan membawanya ke AS untuk menghadapi tuntutan atas tuduhan palsu terkait narkoba.

Plot itu gagal dan delapan tentara bayaran terbunuh, dengan lebih dari selusin lainnya, termasuk dua warga negara AS, yang ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara puluhan tahun.

Awal tahun ini, Presiden Maduro menuduh teroris menggunakan basis kekuatan di Kolombia dan Spanyol untuk mempersiapkan serangan terhadap Venezuela.

Pekan lalu, Presiden Kolombia Ivan Duque mendesak sekutu Bogota untuk melanjutkan "pengepungan diplomatik" terhadap pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.

Berita Rekomendasi

Pada Januari, Uni Eropa mengumumkan mereka tidak lagi melihat tokoh oposisi Venezuela Juan Guaido sebagai "presiden sementara" negara itu.

Uni Eropa menurunkan statusnya menjadi teman bicara yang memiliki hak istimewa.

“Teroris menurut Venezuela menggunakan kubu di Kolombia dan Spanyol untuk mempersiapkan serangan terhadap Venezuela, dan pemerintah Spanyol tidak melakukan apa pun untuk menghentikannya,” tuduh Presiden Nicolas Maduro.

“Dari Kolombia, dari Casa de Narino (kediaman resmi kepresidenan) ada konspirasi permanen untuk menyerang Venezuela, untuk melakukan serangan teroris,” tegas Maduro.

“Serangan ini dan lainnya direncanakan dari Spanyol, tetapi pemerintah Spanyol bersikap tuli, bisu dan gila,” tudingnya dalam pidato yang disiarkan oleh televisi nasional awal tahun ini.

Menuduh Madrid melindungi Leopoldo Lopez, seorang tokoh oposisi Venezuela dan buronan yang dicari di negara asalnya karena asosiasi kriminal dan hasutan publik untuk melakukan kekerasan.

Maduro mengingat dugaan peran Lopez dalam mengorganisir Operasi Gideon, komplotan tentara bayaran Mei 2020 yang berniat menculik presiden dan membawanya ke AS.

“Apa yang akan dilakukan Pemerintah Spanyol? Apakah mereka akan terlibat dalam rencana dan ancaman teroris yang didukung, diatur, dan dibiayai dari Madrid? ” tanya Maduro.

Presiden Venezuela kemudian menuduh Presiden Kolombia Ivan Duque mempertahankan "kamp tentara bayaran teroris" yang digunakan untuk menyerang Venezuela.(Tribunnews.com/Sputniknews/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas