Tak Peduli Desakan untuk Akhiri Konflik, PM Israel Justru Berjanji Lanjutkan Serangan ke Jalur Gaza
PM Israel justru berjanji melanjutkan serangan yang diperlukan ke Jalur Gaza meski desakan untuk akhiri konflik terus bermunculan.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Sepekan sejak ketegangan antara Israel dan Palestina meningkat, desakan dari berbagai negara untuk mengakhiri konflik bermunculan.
Berbagai negara telah mengecam aksi saling serang yang terjadi di Jalur Gaza oleh organisasi Islam Palestina, Hamas dan tentara Israel.
Seperti Inggris yang mendesak kedua kubu segera melakukan de-eskalasi atas ketegangan yang terjadi.
Baca juga: Kian Memanas! Israel Ledakkan Bom ke Rumah Pemimpin Hamas, Nasibnya Belum Diketahui
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin agar komunitas internasional memberi Israel pelajaran atas tindakannya kepada Palestina.
Terbaru, Gedung Putih mengatakan, Presiden AS Joe Biden prihatin atas kematian di kedua sisi.
Biden juga menyerukan agar wartawan dilindungi, setelah gedung yang menjadi kantor bagi sejumlah media asing hancur oleh roket Israel pada hari ini.
Selain menghubungi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Biden juga berbicara dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas untuk pertama kalinya sejak menjabat.
Melalui sambungan telepon, Biden mengaku akan berkomitmen untuk memperkuat kemitraan AS-Palestina.
Kepada dua pimpinan negara yang tengah berseteru itu, Biden menyebut akan tetap berkomitkan menemukan solusi untuk mengakhiri konflik.
Meski desakan untuk mengakhiri konflik bermunculan, Netanyahu seakan tidak peduli.
Pada Sabtu (15/5/2021) malam, Netanyahu justru berjanji untuk tetap melanjutkan serangan.
Baca juga: Joe Biden Telepon Presiden Mahmoud Abbas, Menentang Penggusuran Warga Palestina
Netanyahu mengatakan, serangan akan terus berlanjut "selama diperlukan" dan menegaskan segala kemungkinan telah dilakukan untuk membatasi korban sipil.
"Israel masih di tengah-tengah operasi ini, masih belum berakhir dan operasi ini akan berlanjut selama diperlukan," ujar Netanyahu, dikutip dari The Guardian.
"Pihak yang menanggung kesalahan atas konfrontasi ini bukanlah kami, melainkan mereka yang menyerang kami," lanjutnya.
Serangan pun masih terus digencarkan oleh tentara Israel hingga Minggu (16/5/2021).
Setidaknya, tiga warga Palestina tewas dalam serangan udara pada Minggu pagi.
Sementara, puluhan orang terluka ketika suara pemboman terjadi sepanjang malam.
Menurut foto-foto yang diedarkan penduduk dan para jurnalis, serangan udara Israel telah menciptakan kawah yang memblokir salah satu jalan utama menuju Shifa, rumah sakit terbesar di wilayah tersebut.
Sejak pertempuran yang terjadi pada Senin lalu, setidaknya ada 41 anak yang tewas di Gaza.
Baca juga: Serangan Udara Israel Robohkan Gedung Media Internasional, Rumah Pemimpin Hamas Juga Menjadi Target
Israel pun melaporkan 10 orang tewas di pihaknya termasuk dua anak.
Pada Sabtu (15/5/2021), serangan udara Israel di Gaza menewaskan delapan pemuda yang berkumpul untuk merayakan Idul Fitri bersama ibu mereka.
Di Israel, sirene peringatan tembakan roket berbunyi di Tel Aviv, pinggiran kota dan di Israel selatan.
"Sekitar 10 orang terluka saat berlindung," kata petugas medis.
Kendati demikian, baik Israel maupun Hamas bersikeras akan melanjutkan serangan mereka sehari setelah Israel menghancurkan gedung 12 lantai di Kota Gaza.
Gedung ini pernah menjadi rumah bagi agen AS Associated Press dan operasi media Al Jazeera yang berbasis di Qatar.
Militer Israel mengatakan gedung al-Jala adalah target militer yang sah, berisi kantor militer Hamas, dan telah memberikan peringatan kepada warga sipil untuk keluar dari gedung sebelum serangan itu.
AP mengutuk serangan itu, dan meminta Israel untuk mengajukan bukti.
"Kami tidak memiliki indikasi Hamas berada di dalam gedung atau aktif di gedung tersebut," kata organisasi berita itu dalam sebuah pernyataan.
Sementara, utusan dari Amerika Serikat, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Mesir sedang bekerja untuk memulihkan ketenangan tetapi belum menunjukkan tanda-tanda kemajuan.
Dewan keamanan PBB dijadwalkan bertemu pada Minggu malam untuk membahas wabah terburuk kekerasan Israel-Palestina dalam beberapa tahun.
Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, juga telah mengecam agar kedua pihak tidak menargetkan warga sipil dalam serangan.
"Semua pihak bahwa setiap penargetan sipil dan struktur media secara sembarangan melanggar hukum internasional dan harus dihindari dengan segala cara," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan pada Sabtu kemarin.
(Tribunnews.com/Maliana)
Berita lain tentang Israel Serang Jalur Gaza