Warga Palestina Ditembak Mati Setelah Mobilnya Menabrak Polisi Israel
Seorang pengemudi warga Palestina yang menabrakkan mobilnya ke penghalang jalan di Yerusalem ditembak mati Polisi Israel.
Penulis: Triyo Handoko
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Tentara Israel menembak mati seorang pengemudi Palestina yang menabrakkan mobilnya ke penghalang jalan di Yerusalem, Minggu (16/5/2021).
Insiden penabrakan tersebut melukai enam polisi Israel.
Lokasi insiden terjadi di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur yang diduduki Israel.
Dilansir Aljazeera, video insiden tersebut beredar luas dimana menunjukkan sebuah mobil membanting stir dengan kecepatan tinggi ke penghalang jalan.
Setelah insiden itu, tentara Israel melepaskan tembakan hingga menewaskan pengemudi yang namanya tidak segera dirilis.
Menanggapi kejadian tersebut, kelompok Hamas yang menjadi penguasa Gaza berujar jika pihaknya memuji aksi warga Palestina itu.
Abu Ubaida juru bicara kelompok Hamas menggambarkan aksi tersebut sebagai "operasi heroik dan berani" di Sheikh Jarrah.
Baca juga: Eks Tentara Israel Bela Palestina: Pemerintah Israel dan Komandan Militer adalah Penjahat Perang
Baca juga: Bela Israel, Sikap Presiden AS Joe Biden Soal Isu HAM di Gaza Kini Dipertanyakan ?
Seperti diketahui, pertempuran Israel dan Palestina telah berkobar setelah polisi Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Dalam serbuan tentara Israel tersebut turut menembakkan peluru baja berlapis karet dan gas air mata untuk membubarkan aksi duduk yang dilakukan untuk mendukung penduduk Sheikh Jarrah.
Kemudian Hamas merespon tindakan tentara Israel tersebut dengan meluncurkan roket ke tak lama setelah ultimatum yang ditetapkan bagi pasukan keamanan Israel untuk meninggalkan Al-Aqsa.
Serangan roket Hamas tersebut mendorong operasi Israel yang sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 192 orang Palestina, termasuk 58 anak-anak dan 34 wanita.
Baca juga: Norwegia, China, dan Tunisia Sepakat Minta Israel dan Hamas untuk Segera Hentikan Konflik
Baca juga: Korban Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza Naik Jadi 197 Orang, Termasuk 58 Anak-anak
Sementara itu, Israel telah melaporkan 10 kematian warganya termasuk dua anak.
Sebelumnya, Pengadilan Distrik Yerusalem telah memutuskan setidaknya enam keluarga harus mengosongkan rumah mereka di Sheikh Jarrah, meskipun sudah tinggal di sana selama beberapa generasi.
Pengadilan yang sama memutuskan tujuh keluarga lain harus meninggalkan rumah mereka selambat-lambatnya 1 Agustus 2021.
Sehingga total korban penggusuran tersebut mencakup 58 orang, termasuk 17 anak-anak.
Jika putusan pengadilan tidak dipenuhi, Israel akan memindahkan secara paksa warga Palestina guna memberi ruang pemukim bagi warganya.
Pengadilan Tinggi Israel menunda sidang penting tersebut atas meningkatnya ketegangan di Yerusalem beberapa hari terakhir.
Baca juga: Konflik Israel-Palestina, Guru Besar UI: Demi Kemanusiaan Kekerasan Harus Diakhiri
Baca juga: Kelompok Muslim di AS Boikot Acara Open House Joe Biden setelah Ungkap Dukungan untuk Israel
Di Sheikh Jarrah setelah malam tiba pada hari Minggu (16/5/2021), polisi membawa derek mobil untuk memasang penghalang beton dan memblokir pintu masuk ke lokasi penggusuran.
Selain itu, Israel telah menutup akses sebuah makam di dekat lokasi yang terkenal sebagai tempat pemakaman Simon yang Adil, seorang imam besar Yahudi kuno.
Israel merebut Yerusalem Timur dalam perang Timur Tengah 1967 dan mencaploknya dalam suatu tindakan yang belum mendapat pengakuan internasional.
Yerusalem Timur adalah salah satu wilayah yang dicari Palestina untuk negara masa depan.
Israel menganggap semua Yerusalem sebagai ibukotanya, padahal klaim tersebut tidak diakui di luar negeri.
(Tribunnews/Triyo)
Berita seputar Konflik Palestina-Israel simak di sini.