Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tidak Ada Gempa, Gedung Setinggi 300 Meter di China Berguncang, Pengunjung Panik Berlarian Keluar

Salah satu gedung pencakar langit di China berguncang pada Selasa (18/5/2021) siang, membuat pengunjung di dalamnya panik dan berlarian keluar.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Tidak Ada Gempa, Gedung Setinggi 300 Meter di China Berguncang, Pengunjung Panik Berlarian Keluar
STR / AFP
Orang-orang berdiri di luar SEG Plaza setinggi 300 meter setelah gedung itu berguncang, di Shenzhen di provinsi Guangdong selatan China pada 18 Mei 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Salah satu gedung pencakar langit di China berguncang pada Selasa (18/5/2021) siang, membuat pengunjung di dalamnya panik dan berlarian keluar.

Dilansir The Guardian, gedung SEG Plaza setinggi 300 meter itu bergetar sekitar jam 1 siang.

Gedung ditutup sekitar jam 2.40 siang setelah semua pengunjung dievakuasi, menurut laporan media lokal.

SEG Plaza dibangun pada tahun 2000.

Gedung itu merupakan pusat penjualan elektronik dan juga merupakan tempat bagi beberapa kantor.

Baca juga: Presiden Putin dan Xi Jinping Akan Saksikan Dimulainya Proyek Nuklir China-Rusia

Baca juga: Didampingi Dubes China, Jokowi Tinjau Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Penampakan gedung SEG Plaza setinggi 300 meter setelah berguncang, di Shenzhen di provinsi Guangdong selatan China pada 18 Mei 2021.
Penampakan gedung SEG Plaza setinggi 300 meter setelah berguncang, di Shenzhen di provinsi Guangdong selatan China pada 18 Mei 2021. (STR / AFP)

Pejabat sedang menyelidiki apa yang menyebabkan menara di distrik Futian itu goyah, menurut sebuah postingan di platform Weibo.

"Setelah memeriksa dan menganalisis data dari berbagai stasiun pemantau gempa di seluruh kota, tidak ada gempa bumi di Shenzhen hari ini," kata pernyataan itu.

Berita Rekomendasi

Distrik itu mengatakan dalam pernyataan lain pada Selasa malam bahwa semua orang di dalam gedung telah dievakuasi dengan aman.

Tidak ada pergerakan lebih lanjut yang terdeteksi dari gedung.

Para ahli tidak menemukan kelainan keselamatan pada struktur utama dan lingkungan sekitar bangunan, dan komponen interior dan eksterior bangunan tampak tidak rusak, kata distrik tersebut.

Video pengamat yang diterbitkan oleh media lokal di Weibo menunjukkan gedung pencakar langit bergetar ketika ratusan pejalan kaki yang ketakutan melarikan diri ke luar.

Baca juga: Cara Kementerian PUPR Bangun Rumah Tahan Gempa

Baca juga: Norwegia, China, dan Tunisia Sepakat Minta Israel dan Hamas untuk Segera Hentikan Konflik

"SEG sepenuhnya dievakuasi," tulis seorang pengguna Weibo dalam keterangan video di mana ratusan orang berseliweran di jalan perbelanjaan yang luas di dekat menara.

Tentang Menara SEG

Masih dilansir The Guardian, nama gedung itu diambil dari nama pabrik semikonduktor dan elektronik Shenzhen Electronics Group, yang kantornya berlokasi di kompleks tersebut.

SEG Plaza adalah menara tertinggi ke-18 di Shenzhen, menurut database gedung pencakar langit Council on Tall Buildings and Urban Habitat.

Pihak berwenang China tahun lalu melarang pembangunan gedung pencakar langit yang lebih tinggi dari 500 meter, menambah batasan ketinggian yang sudah diberlakukan di beberapa kota seperti Beijing.

Pedoman baru untuk arsitek, perencana kota, dan pengembang bertujuan untuk "menyoroti karakteristik China" dan juga melarang bangunan "peniru" yang meniru landmark dunia.

Lima dari gedung pencakar langit tertinggi di dunia terletak di China, termasuk gedung tertinggi kedua di dunia, Menara Shanghai, yang berdiri di ketinggian 632 meter.

Shenzhen adalah kota metropolis yang luas di China selatan, dekat dengan Hong Kong.

Shenzhen memiliki kancah manufaktur teknologi lokal yang berkembang pesat.

Banyak raksasa teknologi China, termasuk Tencent dan Huawei, telah memilih kota itu sebagai markas mereka.

Shenzhen juga merupakan rumah bagi gedung pencakar langit tertinggi keempat di dunia, Pusat Keuangan Ping An setinggi 599 meter.

Runtuhnya bangunan bukanlah hal yang jarang terjadi di China, di mana standar bangunan yang lemah dan urbanisasi yang sangat berbahaya menyebabkan konstruksi dibangun dengan tergesa-gesa.

Mei lalu, sebuah hotel karantina berlantai lima di kota tenggara Quanzhou runtuh karena konstruksi yang buruk, menewaskan 29 orang.

Gempa bumi Sichuan tahun 2008 menyebabkan lebih dari 69.000 kematian dan bencana tersebut memicu badai kontroversi publik atas gedung sekolah yang dibangun dengan buruk yang runtuh menewaskan ribuan siswa.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas