Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

TANGIS Pilu Warga Gaza Kehilangan Keluarga dalam Serangan Udara Zionis Israel

Warga Palestina yang kehilangan hampir seluruh anggota keluarga menceritakan kisah pilunya akibat 10 hari serangan udara Israel ke Kota Gaza

Editor: hasanah samhudi
zoom-in TANGIS Pilu Warga Gaza Kehilangan Keluarga dalam Serangan Udara Zionis Israel
The Guardian
Hussein Abdul Qleeq, warga Gaza yang menjadi korban serangan rudal tentara Israel. Ia mengalami luka di bagian leher, tangan, dan punggung akibat pecahan peluru meriam tentara Israel yang dijatuhkan di wilayah Gaza, Jumat (14/5/2021).(The Guardian) 

TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Tentara zionis Israel telah menggempur kantong Palestina di Gaza dengan serangkaian serangan udara yang intens sejak 10 Mei.

Pertempuran terjadi setelah meningkatnya ketegangan di kawasan itu setelah Israel mengancam akan mengusir paksa warga Palestina di Yerusalem Timur.

Israel bahkan berulangkali menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa, sehingga melukai ratusan pengunjuk rasa Palestina.

Hingga hari kesepuluh Rabu (19/5), serangan Israel telah menewaskan 227 warga Palestina, termasuk 64 anak-anak. Sekitar 1.500 warga lainnya terluka.

Sementara serangan roket oleh Hamas dan kelompok Palestina lainnya telah menewaskan 12 orang di Israel, termasuk dua anak, dan melukai sedikitnya 300 orang.

Ratusan warga Palestina selamat meski mengalami luka-luka sekujur tubuh lantaran terkubur puing-puing.

Baca juga: POPULER Internasional: Pemimpin Hamas Surati Jokowi | 5 Negara Utama Pemasok Senjata ke Israel

Tak sedikit satu keluarga Palestina tewas dalam satu serangan. Ini beberapa kisah pilu mereka, seperti dilaporkan Aljazeera.

Berita Rekomendasi

'Apa yang telah dilakukan anak-anak saya pada mereka?”

Jumat (14/5), lebaran hari kedua. Istri Mohammed al-Hadidi (37), Maha al-Hadidi, membawa empat anak mereka mengunjungi rumah paman mereka di kamp pengungsi Shati Kota Gaza. Daerah ini adalah satu di antara daerah terpadat di daerah kantong pantai.

Namun hari itu menjadi Idul Fitri terakhir bagi mereka, karena sebagian besar keluarga meninggal akibat serangan bom Israel malam itu.

“Mereka memakai baju lebaran, membawa mainan mereka dan pergi merayakan hari kedua Idul Fitri bersama anak paman mereka. Kemudian mereka menelepon saya meminta untuk bermalam di sana, saya mengizinkannya, mereka sangat gembira, ”kata al-Hadidi kepada Al Jazeera.

Al-Hadidi tinggal hanya beberapa meter dari tempat tidur anak-anaknya.

“Serangan udara Sabtu pukul 01.00 dini hari itu sangat mengerikan. Itu mengguncang daerah itu,” katanya.

“Saya akan ke luar ke jalan untuk melihat apa yang terjadi ketika seorang teman tetangga saya menelepon dan mengejutkan saya dengan memberi tahu bahwa rumah paman anak-anak saya telah menjadi sasaran,” tambahnya.

Baca juga: Israel Kembali Tutup Perbatasan Gaza dan Hentikan Pengiriman Bantuan Internasional

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas