1 Tahun Meninggalnya George Floyd, Seruan Keadilan untuk Korban Kekerasan Polisi Masih Digalakkan
Satu tahun semenjak meninggalnya pria kulit hitam George Floyd, warga Amerika masih terus menggalakkan seruan keadilan bagi korban kekerasan polisi
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Undang-undang tersebut, yang disahkan di DPR, nantinya melarang penggunaan chokeholds serta menyusun database nasional dari kesalahan polisi.
"Kami menginginkan sesuatu keluar dari Washington. Kami menginginkan sesuatu yang akan mengubah hukum federal," kata Sharpton.
"Ada penundaan tentang keadilan yang terlalu lama. Sudah waktunya bagi mereka untuk memilih dan membuat ini menjadi undang-undang."
Presiden Joe Biden diperkirakan akan menjamu keluarga Floyd di Gedung Putih pada hari ini, Selasa 25 Mei 2021, untuk memperingati ulang tahun pertama kematiannya.
Biden sebelumnya menetapkan batas waktu untuk George Floyd Justice in Policing Act agar sejalan dengan peringatan satu tahun, tetapi kelanjutannya masih terhenti di Senat, AP melaporkan.
Pengacara Ben Crump, yang mewakili keluarga Floyd serta keluarga Black American lainnya yang dibunuh oleh polisi, juga mengatakan pertarungan belum berakhir.
Crump membaca nama-nama belasan orang kulit hitam Amerika lainnya yang dibunuh oleh polisi, termasuk Daunte Wright, seorang pria kulit hitam berusia 20 tahun yang ditembak pada April lalu oleh seorang petugas polisi di pinggiran kota Minneapolis, Post melaporkan.
"Kita lebih baik dari ini, Amerika. Kita perlu memiliki Amerika yang lebih adil!" Kata Crump.
Dalam unjuk rasa di New York City, saudara laki-laki Floyd, Terrence, mengatakan orang-orang perlu mengingat Floyd dan semua pria dan wanita kulit hitam lainnya yang telah dibunuh oleh polisi, AP melaporkan.
"Jika kalian membuat nama saudara saya tetap bergema, maka nama korban lain juga akan disebut,"ujar Terrence Floyd.
"Breonna Taylor, Sean Bell, Ahmaud Arbery, Anda bisa memeriksa seluruh daftar. Ada banyak sekali."
Keluarga George Floyd dan aktivis mengatakan mereka ingin kematian Floyd menjadi tonggak perubahan.
"George Floyd seharusnya tidak tercatat dalam sejarah sebagai seseorang dengan lutut di lehernya, tetapi sebagai seseorang yang memutuskan rantai kebrutalan dan ilegalitas polisi," kata Sharpton.
Teman Floyd, Arnold Wilson, mengatakan bahwa Floyd masih hidup dalam semangat, lapor Post.
"Ketika orang lewat, roh mereka bisa hidup di dalam diri kita, dan itulah yang terjadi," kata Wilson.
"George Floyd mungkin sudah pergi, tapi dia masih hidup. Semangatnya terus hidup melalui kita, kita semua."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita lainnya seputar George Floyd