Takut Picu Meroketnya Kasus Covid-19, India Minta Petani Batalkan Protes Massal
Pemerintah India mengimbau petani India membatalkan protes massal karena khawatir itu menjadi media penularan Covid-19 dan meroketkan tingkat kematian
Editor: hasanah samhudi
Pertanian adalah sumber mata pencaharian utama bagi sekitar 58 persen dari 1,3 miliar penduduk India, dan petani adalah blok pemilih terbesar di negara itu, menjadikan pertanian sebagai masalah politik utama.
Baca juga: Kasus Covid-19 Masih Tinggi di India, Kini Muncul Infeksi Jamur Putih, Lebih Bahaya dari Jamur Hitam
Namun pejabat pemerintah telah menyuarakan kekhawatiran bahwa unjuk rasa massa di tepi ibu kota bisa menjadi insiden "penyebar super" Covid-19.
Pemerintah khawatir aksi protes massal ini akan menimbulkan kasus positif Covid-19 dan kematian yang tinggi seperti berkumpulnya jutaan orang pada festival Kumbh Mela di tepi Sungai Gangga beberapa bulan lalu.
"Tolong jangan bertindak tidak bertanggung jawab, protes semacam ini samM sekali tidak dapat diterima ketika nyawa orang dipertaruhkan," kata Amarinder Singh, Kepala menteri Negara Bagian Punjab, tempat demonstrasi petani itu berasal, dalam sebuah pernyataan.
Kemenkes India melaporkan Senin lalu bahwa 222.315 kasus Covid-19 baru pada hari itu. Itu secara signifikan lebih rendah dari puncak gelombang kedua, yang melampaui 400.000 kasus harian awal bulan ini.
Negara Asia Selatan ini telah mencatat total 26,75 juta infeksi Covid-19, nomor dua setelah Amerika Serikat.
Baca juga: India Catat Lebih dari 4.000 Kasus Kematian Akibat Covid-19 dalam 24 Jam Terakhir
India juga melaporkan 4.454 kematian terkait tambahan pada hari Senin, sehingga jumlah korban tewas menjadi 303.720.
Pakar kesehatan mengatakan jumlah sebenarnya dari kematian bisa beberapa kali lebih tinggi karena banyak yang tidak dilaporkan sebagai kematian akibat Covid-19. Puluhan mayat terdampar di Sungai Gangga atau ditemukan di kuburan dangkal di tepi sungai dalam beberapa pekan terakhir. (Tribunnews.com/CNN/Hasanah Samhudi)