Kapal Kargo Jepang Terbalik Setelah Tabrakan dengan Kapal Asing, 9 Orang Selamat, 3 Lainnya Hilang
Akibat kecelakaan itu, kapal kargo Jepang terbalik dan 9 penumpangnya berhasil diselamatkan, namun keberadaan tiga awak kapal lainnya tidak diketahui.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kapal kargo Jepang bertabrakan dengan kapal asing di Laut Pedalaman Seto (Setonaikai) di lepas pantai Prefektur Ehime, Jepang, Kamis (27/5/2021) tengah malam.
Akibat kecelakaan itu, kapal kargo Jepang terbalik dan 9 dari 12 penumpangnya berhasil diselamatkan, namun keberadaan tiga awak kapal lainnya tidak diketahui.
Hingga kini Penjaga Pantai Jepang sedang mencari keberadaan mereka.
Kamis (27/5/2021) sekitar pukul 23.55 di dekat Selat Kurushima barat laut Kota Imabari, Prefektur Ehime, sebuah kapal kargo "Macan Putih" (Shirotora) yang dioperasikan oleh "Pangeran Kaiun" di Kota Kobe dan sebuah kapal tanker kimia yang terdaftar di Kepulauan Marshall "ULSAN PIONEER" dengan bobot sekitar 2.700 ton bertabrakan.
Kapal kargo itu terbalik dan tenggelam kira-kira 2 jam 40 menit kemudian (jam 02.34 pagi ini)
Menurut Penjaga Pantai Imabari, dari 12 awak kapal kargo tersebut, tiga orang masih belum diketahui keberadaannya, yakni kapten Yasushi Sato (66), insinyur pertama Yuki Ogawa (27), dan insinyur kedua Takahiro Uehata (22).
Menurut pemadam kebakaran, kesembilan awak kapal kargo yang diselamatkan dibawa ke rumah sakit di kota, dan dalam keadaan sehat.
Ada 13 penumpang Korea dan Myanmar yang terdaftar di "ULSAN PIONEER", tetapi kapal itu tidak tenggelam dan tidak ada yang terluka.
Menurut Penjaga Pantai Jepang, "Macan Putih" dijadwalkan meninggalkan Pelabuhan Kobe pada pukul 16.30 pada tanggal 27 Mei dan tiba di Pelabuhan Kyoda di Prefektur Fukuoka pada pukul 05.30 pada tanggal 28 Mei 2021.
Kapal patroli Penjaga Pantai Jepang dan perahu nelayan setempat sedang mencari tiga orang yang belum diketahui keberadaannya.
Menurut situs web perusahaan pelayaran yang memilikinya, Shirotora adalah kapal kargo Shunkou tahun lalu, dengan panjang total sekitar 170 meter, lebar 26 meter, dan tonase kotor 11.454 ton.
Kendaraan dapat dimuat di dalam kapal, dan dikatakan bahwa 809 truk memuat bagasi dan 113 trailer dapat diisi ke dalam kapal tersebut.
Menurut situs pribadi "MarineTraffic", yang mempublikasikan rute operasi berdasarkan informasi lokasi kapal, informasi lokasi terakhir dikirimkan pada pukul 11.53 pada tanggal 27 Mei, di sisi barat Selat Kurushima, pada saat itu dengan kecepatannya 16,8 knot dan 31,1 km/jam.
"Prince Shipping", yang mengoperasikan "White Tiger" mengatakan, "Kami sedang memeriksa informasi rinci tentang kecelakaan itu."
Baca juga: Kapal Boat Tenggelam di Nigeria, Lebih dari 150 Orang yang Hilang Dikhawatirkan Meninggal
Selat Kurushima dikenal sebagai salah satu dari tiga selat utama yang berbahaya karena sempit dan ramai dilayari kapal di Jepang.
Demikian pula halnya dengan Selat Naruto antara Shikoku dan Pulau Awaji dan Selat Kanmon antara Honshu dan Kyushu. Keduanya adalah selat khusus yang ramai dan dikenal berbahaya.
Sekitar 400 kapal datang dan pergi setiap hari, dan daerah sekitarnya merupakan kawasan laut dengan banyak kecelakaan, yang dianggap sebagai "tempat yang sulit untuk lalu lintas laut".
Dalam kecelakaan ini, Dewan Keselamatan Transportasi Jepang telah menunjuk tiga penyelidik kecelakaan dan akan mengirim mereka ke lokasi tersebut untuk menyelidiki penyebabnya.
Sementara itu upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.