4 Bulan Kudeta Myanmar: Unjuk Rasa Masih Berlangsung, 37 Ribu Orang Mengungsi dan 840 Orang Tewas
Empat bulan kudeta Myanmar, unjuk rasa menentang militer masih berlangsung. Kudeta telah menyebabkan 37 orang mengungsi dan 840 orang tewas.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Whiesa Daniswara
"Suara artileri memekakkan telinga kami," kata seorang warga kepada Reuters, Senin, yang meminta tidak disebutkan namanya karena masalah keamanan.
Pasukan Pertahanan Kebangsaan Karenni, sebuah milisi yang aktif di Negara Bagian Kayah, mengatakan dalam sebuah unggahan di halaman Facebook-nya bahwa 80 tentara telah tewas kemarin, Senin (31/5/2021).
Selain itu, salah satu pejuang pasukan tersebut dan seorang warga sipil juga menjadi korban.
Reuters tidak dapat memverifikasi klaim tersebut dan juru bicara junta tidak menjawab panggilan untuk meminta komentar.
Adapun pertempuran di Kayah telah membuat sekitar 37.000 orang mengungsi dalam beberapa pekan terakhir, menurut PBB.
Banyak yang melarikan diri ke hutan dan membutuhkan bantuan makanan dan obat-obatan.
Pasukan sipil, seringkali dipersenjatai dengan senapan yang belum sempurna dan pelatihan terbatas, telah dibentuk di kota-kota dan wilayah di seluruh Myanmar untuk menantang militer, mendukung Pemerintah Persatuan Nasional yang menurut junta berkhianat.
Pasukan keamanan telah menewaskan 840 orang sejak kudeta pada 1 Februari 2021, menurut kelompok aktivis Assistance Association for Political Prisoners (AAPP).
Di sisi lain, Pemimpin Junta, Min Aung Hlaing mengatakan, jumlah korban mendekati 300 orang, dan membantah kemungkinan perang saudara di Myanmar.
Baca juga: Tiba di Jakarta, Myanmar Hingga Isu Rasial Dibahas Wamenlu AS Bersama Wamenlu Mahendra Siregar
Baca juga: Kisah Sedih di Myanmar: Jutaan Orang Berjuang agar tidak Kelaparan
Berita lain seputar Krisis Myanmar
(Tribunnews.com/Rica Agustina)