Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mayoritas Penduduk Jepang Menolak Olimpiade Tokyo 2020, Politisi: Kami Tidak Dapat Menunda Lagi

Mayoritas warga Jepang ingin penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 dibatalkan atau ditunda karena khawatir akan penularan virus corona (COVID-19).

Penulis: Rica Agustina
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Mayoritas Penduduk Jepang Menolak Olimpiade Tokyo 2020, Politisi: Kami Tidak Dapat Menunda Lagi
Olimpiade Tokyo 2020
Maskot Olimpiade Tokyo 2020 - Mayoritas warga Jepang ingin penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 dibatalkan atau ditunda karena khawatir akan penularan virus corona (COVID-19). 

Kota sekitar 80 kilometer barat laut ibu kota Tokyo itu adalah tempat kamp pelatihan tim softball Australia, yang minggu ini menjadi tim nasional pertama yang tiba di Jepang.

Pembukaan penutup lambang Olimpiade di gunung Takao Hachioji Tokyo tanggal 14 April 2021 melambangkan 100 hari menuju Olimpiade Tokyo yang akan dibuka 23 Agustus 2021
Pembukaan penutup lambang Olimpiade di gunung Takao Hachioji Tokyo tanggal 14 April 2021 melambangkan 100 hari menuju Olimpiade Tokyo yang akan dibuka 23 Agustus 2021 (Foto Richard Susilo)

Kota Kurume di prefektur selatan Fukuoka menarik diri dari menjadi tuan rumah kamp pelatihan pra-Olimpiade Kenya, kata komite Olimpiade negara Afrika itu, Rabu (2/6/2021).

Seorang pemain di tim U-24 Ghana dinyatakan positif terkena virus setelah tiba untuk pertandingan persahabatan, kata Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA).

Sementara itu, di Taiwan, Asosiasi Bisbol China Taipei menarik diri dari pertandingan kualifikasi Olimpiade di Meksiko karena situasi infeksi di pulau itu membuat tim tidak bisa berlatih.

Meski begitu, Taiwan masih berharap para atletnya akan memiliki kesempatan untuk bertanding.

Menteri Luar Negeri, Joseph Wu, mengatakan kepada wartawan bahwa upaya Jepang dan pejabat Olimpiade internasional untuk mengadakan acara tersebut sangat patut dihargai.

Jepang sedang berjuang melawan gelombang infeksi keempat dengan hanya 50 hari tersisa untuk dimulainya Olimpiade.

Berita Rekomendasi

Tetapi peluncuran vaksinnya lambat dan Tokyo termasuk di antara 10 wilayah di mana keadaan darurat akan berjalan hingga 20 Juni 2021.

Jepang telah menghindari infeksi skala besar dari negara lain tetapi kasus yang parah meningkat dalam wabah terbaru.

Penghitungannya mencapai hampir 750.000, dengan lebih dari 13.000 kematian.

Penasihat medis terkemuka, Shigeru Omi, menjadi lebih vokal tentang kekhawatiran para ahli mengenai penyelenggaraan Olimpiade.

Baca juga: Beberapa Pengaturan Ketat Bagi Atlet dan Officials yang Berpartisipasi di Olimpiade Jepang

Baca juga: Sosok Carolina Marin, Calon Jawara Tunggal Putri yang Terpaksa Absen di Olimpiade Tokyo 2020

Pada Rabu (2/6/2021), Omi mengatakan kepada komite parlemen bahwa tidak normal menjadi tuan rumah Olimpiade di tengah serentetan infeksi saat ini.

Penyelenggara pun harus memiliki tanggung jawab untuk mengurangi acara jika situasinya berlanjut.

Dan pada Kamis (3/6/2021), Omi mengatakan kepada anggota parlemen bahwa bimbingan kepada pemerintah dari pejabat kesehatan masyarakat, termasuk dirinya sendiri, tidak sampai ke Komite Olimpiade Internasional (IOC).

IOC adalah organisasi yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan Olimpiade.

"Kami sekarang mempertimbangkan di mana kami harus memberikan saran kami," katanya.

"Jika mereka ingin mengadakan (Olimpiade), tugas kami adalah memberi tahu mereka apa risikonya," sambung Omi.

Berita lain seputar Olimpiade Tokyo 2020

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas