Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dugaan Kuat Pelajar Puteri SMP Jepang Kelas 2 Meninggal di Taman Karena Dibuli

Komisi pihak ketiga pendidikan Jepang yang menyelidiki kasus kematian seorang pelajar puteri kelas dua SMP Jepang, menduga yang bersangkutan meninggal

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Dugaan Kuat Pelajar Puteri SMP Jepang Kelas 2 Meninggal di Taman Karena Dibuli
Foto Richard Susilo
Taman di kota Asahikawa Hokkaido tempat pelajar puteri SMP kelas 2 meninggal di ijime (buli) 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO -  Komisi pihak ketiga pendidikan Jepang yang menyelidiki kasus kematian seorang pelajar puteri kelas dua SMP Jepang, menduga yang bersangkutan meninggal karena diijime (di buli) oleh sesama teman sekolahnya sehingga meninggal di sebuah taman di Asahikawa Hokkaido.

"Kami pikir ada kecurigaan intimidasi dan harus mempertimbangkan tindakan balasan sehingga akhirnya siswi kelas 2 SMP itu akhirnya ditemukan meninggal di taman di Asahikawa," ungkap anggota komisi pihak ketiga yang menyelidiki kasus tersbeut.

Seorang siswi yang duduk di kelas dua sekolah menengah pertama di Kota Asahikawa ditemukan tewas di taman yang tertutup salju pada bulan Maret 2021.

Pada bulan Juni 2020 sebenarnya pelajar puteri tersebut juga telah dibuli dengan ditenggelamkan ke dalam sebuah sungai di Asahikawa oleh pelajar seniornya.

Penyelidikan komite pihak ketiga masih terus dilakukan dan dugaan kuat adanya ijime antara lain dengan surat laporan dari orantuanya di masa-masa lalu tampaknya kurang ditanggapi pihak sekolah puteri tersebut.

Sehubungan dengan itu, ketika NHK meminta Dewan Pendidikan Hokkaido untuk mengungkapkan informasi, sebuah dokumen tertanggal 3 Oktober 2020 ditinggalkan dengan isi pedoman untuk dewan pendidikan kota.

Berita Rekomendasi

Dalam dokumen tersebut,  menunjukkan bahwa "diduga bullying dari sudut pandang objektif, dan diperkirakan bahwa siswa perempuan merasakan sakit fisik dan mental."

"Selain menjelaskan kebijakan tanggapan kepada siswa dan orang tua, kita harus meminta maaf kepada siswa yang terlibat jika kita dapat mengkonfirmasi fakta," ungkap sumber itu lagi.

Dikatakan bahwa Dewan Pendidikan secara lisan menyampaikan konten seperti itu, tetapi Dewan Pendidikan Kota Asahikawa mengatakan kepada NHK bahwa "Ada komunikasi dengan Dewan Pendidikan, tetapi pada saat itu tidak ada pengakuan bahwa adanya instruksi untuk menindaklanjuti lebih lanjut."

Komite pihak ketiga kota akan menyelidiki keadaan yang mengarah pada kematian siswa perempuan dan ada tidaknya bullying, dan akan mengumpulkan hasil survei pada akhir November 2021.

Sementara itu upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif dengan melalui zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang nantinya. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas