Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemerintahan Baru Israel, Berikut Garis Waktu Kesepakatan antara Yair Lapid dan Naftali Bennett

Pemimpin partai oposisi Israel, Yair Laid bergerak lebih dekat untuk menggulingkan kursi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang menjabat 12 tahun.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Pemerintahan Baru Israel, Berikut Garis Waktu Kesepakatan antara Yair Lapid dan Naftali Bennett
YONATAN SINDEL / POOL / AFP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pernyataan politik di Knesset, Parlemen Israel, di Yerusalem, pada 30 Mei 2021. Kelompok garis keras nasionalis Naftali Bennett mengatakan hari ini dia akan bergabung dengan koalisi pemerintahan yang dapat mengakhiri pemerintahan pemimpin terlama di negara itu. , Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin partai oposisi Israel, Yair Laid bergerak lebih dekat untuk menggulingkan kursi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang telah menjabat 12 tahun.

Pada Rabu malam (2/6/2021), Yair Lapid mengumumkan telah mencapai kesepakatan koalisi dengan sekutu politiknya, Naftali Bennet untuk membentuk pemerintahan baru.

Dilansir dari Reuters, berikut ini merupakan garis waktu peristiwa yang mengarah pada kesepakatan koalisi antara Yair Lapid dan Naftali Bennett, simak pula apa yang akan terjadi di dunia politik Israel.

Baca juga: Partai Oposisi Israel Siap Gulingkan Perdana Menteri Netanyahu, Pertama Kalinya Partai Arab Gabung

Baca juga: Partai Oposisi Israel Capai Kesepakatan Koalisi, Buka Jalan bagi Keluarnya Netanyahu dari Jabatannya

Pemimpin oposisi sentris Israel Yair Lapid menyampaikan pernyataan kepada pers di Knesset (parlemen Israel) di Yerusalem pada 31 Mei 2021. Lapid mengatakan
Pemimpin oposisi sentris Israel Yair Lapid menyampaikan pernyataan kepada pers di Knesset (parlemen Israel) di Yerusalem pada 31 Mei 2021. Lapid mengatakan "banyak rintangan" masih ada sebelum koalisi yang beragam untuk menggulingkan Perdana Menteri sayap kanan yang sudah lama menjabat, Benjamin Netanyahu dapat disepakati. (DEBBIE HILL / POOL / AFP)

23 Maret 2021

Israel mengadakan pemilihan umum untuk keempat kalinya dalam dua tahun.

Tak berbeda dengan pemungutan suara sebelumnya, tidak ada partai yang memenangkan suara mayoritas di parlemen dengan 120 kursi.

Likud sayap kanan Netanyahu muncul sebagai partai terbesar.

Berita Rekomendasi

Sentris Lapid, Yesh Atid (There is a Future) berada di urutan kedua.

Partai Yamina (Kanan) Bennett hanya memenangkan enam kursi, tetapi ia muncul sebagai pembuat raja.

Baca juga: WHO: Hampir 200 Ribu Warga Palestina Butuhkan Bantuan Medis setelah Konflik Hamas-Israel di Gaza

Pemimpin partai Yemina Israel, Naftali Bennett, menyampaikan pernyataan politik di Knesset, Parlemen Israel, di Yerusalem, pada 30 Mei 2021. Kelompok garis keras nasionalis Naftali Bennett mengatakan hari ini dia akan bergabung dengan koalisi pemerintahan yang dapat mengakhiri pemerintahan pemimpin terlama di negara itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Pemimpin partai Yemina Israel, Naftali Bennett, menyampaikan pernyataan politik di Knesset, Parlemen Israel, di Yerusalem, pada 30 Mei 2021. Kelompok garis keras nasionalis Naftali Bennett mengatakan hari ini dia akan bergabung dengan koalisi pemerintahan yang dapat mengakhiri pemerintahan pemimpin terlama di negara itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. (YONATAN SINDEL / POOL / AFP)

6 April 2021

Presiden Reuven Rivlin memberi Netanyahu 28 hari untuk membentuk pemerintahan baru.

Ia lantas mulai mendekati partai-partai sayap kanan dan agama yang lebih kecil, termasuk Yamina, tetapi upaya itu gagal.

Baca juga: Kepala UNRWA Desak Israel Batalkan Penggusuran Warga Palestina di Yerusalem

5 Mei 2021

Rivlin beralih ke Lapid, yang diketahui tengah mencoba untuk membentuk "pemerintahan perubahan" dari koalisi partai sayap kanan, tengah, dan kiri yang dinilai mustahil.

Koalisi seperti itu dinilai akan rapuh dan membutuhkan dukungan dari luar, terutama anggota parlemen Israel darei Arab United List yang menentang banyak agenda sayap kanan dari beberapa kelompok tersebut.

Baca juga: Detik-detik Terakhir Partai Oposisi Israel Membentuk Pemerintahan untuk Gulingkan Benjamin Netanyahu

Asap tebal membubung dari Menara Jala saat dihancurkan dalam serangan udara Israel di kota Gaza yang dikendalikan oleh gerakan Hamas Palestina, pada 15 Mei 2021. Angkatan udara Israel menargetkan Menara Jala 13 lantai yang menampung media Al-Jazeera yang berbasis di Qatar dan kantor berita Associated Press.
Asap tebal membubung dari Menara Jala saat dihancurkan dalam serangan udara Israel di kota Gaza yang dikendalikan oleh gerakan Hamas Palestina, pada 15 Mei 2021. Angkatan udara Israel menargetkan Menara Jala 13 lantai yang menampung media Al-Jazeera yang berbasis di Qatar dan kantor berita Associated Press. (MAJDI FATHI / NurPhoto / NurPhoto via AFP)

10 Mei 2021

Pertempuran meletus antara Israel dan Hamas di Gaza, kerusuhan pecah di banyak kota campuran Yahudi-Arab di Israel.

Akibatnya, pembicaraan koalisi gagal.

Baca juga: Israel Hari Ini Lakukan Pemilihan Presiden untuk Gantikan Reuven Rivlin

21 Mei 2021

Setelah 11 hari Israel menggempur Jalur Gaza, gencatan senjata diumumkan.

Lantas, pembicaraan koalisi dilanjutkan.

Baca juga: Israel Mulai Investigasi Dugaan Kasus Peradangan Jantung Akibat Vaksin Covid-19 Pfizer

30 Mei 2021

Bennett mengumumkan dia akan bergabung dengan rival tengah untuk menggulingkan Netanyahu.

Baca juga: Studi Israel: Ditemukan Radang Jantung pada Penerima Vaksin Pfizer

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pernyataan politik di Knesset, Parlemen Israel, di Yerusalem, pada 30 Mei 2021. Kelompok garis keras nasionalis Naftali Bennett mengatakan hari ini dia akan bergabung dengan koalisi pemerintahan yang dapat mengakhiri pemerintahan pemimpin terlama di negara itu. , Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pernyataan politik di Knesset, Parlemen Israel, di Yerusalem, pada 30 Mei 2021. Kelompok garis keras nasionalis Naftali Bennett mengatakan hari ini dia akan bergabung dengan koalisi pemerintahan yang dapat mengakhiri pemerintahan pemimpin terlama di negara itu. , Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. (YONATAN SINDEL / POOL / AFP)

2 Juni 2021

Rabu (2/6/2021) tengah malam merupakan tenggat waktu bagi Lapid untuk mengumumkan apakah ia telah membentuk koalisi mayoritas atau tidak.

Sekira 30 menit sebelum batas waktu, Lapid mengatakan kepada Rivlin bawa ia berhasil membentuk pemerintahan baru.

Kantor Rivlin mengeluarkan pernyataan yang mengatakan: "Kami berharap Knesset akan bersidang sesegera mungkin untuk meratifikasi pemerintah, seperti yang diperlukan."

Pertengahan Juni nanti pemerintah baru diperkirakan akan dilantik.

Baca juga: SMRC: Mayoritas Umat Muslim dan Nonmuslim Indonesia Ingin Palestina-Israel Hidup Berdampingan

Berita lain terkait dengan Israel

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas