Pemerintahan Baru Israel, Berikut Garis Waktu Kesepakatan antara Yair Lapid dan Naftali Bennett
Pemimpin partai oposisi Israel, Yair Laid bergerak lebih dekat untuk menggulingkan kursi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang menjabat 12 tahun.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin partai oposisi Israel, Yair Laid bergerak lebih dekat untuk menggulingkan kursi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang telah menjabat 12 tahun.
Pada Rabu malam (2/6/2021), Yair Lapid mengumumkan telah mencapai kesepakatan koalisi dengan sekutu politiknya, Naftali Bennet untuk membentuk pemerintahan baru.
Dilansir dari Reuters, berikut ini merupakan garis waktu peristiwa yang mengarah pada kesepakatan koalisi antara Yair Lapid dan Naftali Bennett, simak pula apa yang akan terjadi di dunia politik Israel.
Baca juga: Partai Oposisi Israel Siap Gulingkan Perdana Menteri Netanyahu, Pertama Kalinya Partai Arab Gabung
Baca juga: Partai Oposisi Israel Capai Kesepakatan Koalisi, Buka Jalan bagi Keluarnya Netanyahu dari Jabatannya
23 Maret 2021
Israel mengadakan pemilihan umum untuk keempat kalinya dalam dua tahun.
Tak berbeda dengan pemungutan suara sebelumnya, tidak ada partai yang memenangkan suara mayoritas di parlemen dengan 120 kursi.
Likud sayap kanan Netanyahu muncul sebagai partai terbesar.
Sentris Lapid, Yesh Atid (There is a Future) berada di urutan kedua.
Partai Yamina (Kanan) Bennett hanya memenangkan enam kursi, tetapi ia muncul sebagai pembuat raja.
Baca juga: WHO: Hampir 200 Ribu Warga Palestina Butuhkan Bantuan Medis setelah Konflik Hamas-Israel di Gaza
6 April 2021
Presiden Reuven Rivlin memberi Netanyahu 28 hari untuk membentuk pemerintahan baru.
Ia lantas mulai mendekati partai-partai sayap kanan dan agama yang lebih kecil, termasuk Yamina, tetapi upaya itu gagal.
Baca juga: Kepala UNRWA Desak Israel Batalkan Penggusuran Warga Palestina di Yerusalem
5 Mei 2021
Rivlin beralih ke Lapid, yang diketahui tengah mencoba untuk membentuk "pemerintahan perubahan" dari koalisi partai sayap kanan, tengah, dan kiri yang dinilai mustahil.
Koalisi seperti itu dinilai akan rapuh dan membutuhkan dukungan dari luar, terutama anggota parlemen Israel darei Arab United List yang menentang banyak agenda sayap kanan dari beberapa kelompok tersebut.
Baca juga: Detik-detik Terakhir Partai Oposisi Israel Membentuk Pemerintahan untuk Gulingkan Benjamin Netanyahu
10 Mei 2021
Pertempuran meletus antara Israel dan Hamas di Gaza, kerusuhan pecah di banyak kota campuran Yahudi-Arab di Israel.
Akibatnya, pembicaraan koalisi gagal.
Baca juga: Israel Hari Ini Lakukan Pemilihan Presiden untuk Gantikan Reuven Rivlin
21 Mei 2021
Setelah 11 hari Israel menggempur Jalur Gaza, gencatan senjata diumumkan.
Lantas, pembicaraan koalisi dilanjutkan.
Baca juga: Israel Mulai Investigasi Dugaan Kasus Peradangan Jantung Akibat Vaksin Covid-19 Pfizer
30 Mei 2021
Bennett mengumumkan dia akan bergabung dengan rival tengah untuk menggulingkan Netanyahu.
Baca juga: Studi Israel: Ditemukan Radang Jantung pada Penerima Vaksin Pfizer
2 Juni 2021
Rabu (2/6/2021) tengah malam merupakan tenggat waktu bagi Lapid untuk mengumumkan apakah ia telah membentuk koalisi mayoritas atau tidak.
Sekira 30 menit sebelum batas waktu, Lapid mengatakan kepada Rivlin bawa ia berhasil membentuk pemerintahan baru.
Kantor Rivlin mengeluarkan pernyataan yang mengatakan: "Kami berharap Knesset akan bersidang sesegera mungkin untuk meratifikasi pemerintah, seperti yang diperlukan."
Pertengahan Juni nanti pemerintah baru diperkirakan akan dilantik.
Baca juga: SMRC: Mayoritas Umat Muslim dan Nonmuslim Indonesia Ingin Palestina-Israel Hidup Berdampingan
Berita lain terkait dengan Israel
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)