Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Asal-usul Covid, WHO Sebut Tak Miliki Kekuatan untuk Paksa China Berikan Data Lebih Banyak

Direktur Prgram Kedarutan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Mike Ryan pada Senin (7/6/2021) angkat bicara soal penyelidikan asal-usul virus corona.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Gigih
zoom-in Soal Asal-usul Covid, WHO Sebut Tak Miliki Kekuatan untuk Paksa China Berikan Data Lebih Banyak
FABRICE COFFRINI / AFP
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus (kanan) mendengarkan kepala kedaruratan WHO Mike Ryan selama pertemuan yang diadakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang penyakit Ebola di Republik Demokratik Kongo, pada 15 Juli 2019, di Jenewa. Kasus Ebola yang dikonfirmasi di kota utama Republik Demokratik Kongo, Goma, adalah "peringatan" tentang bahaya wabah, kata seorang pejabat tinggi PBB pada 15 Juli 2019. "Goma adalah peringatan," kepala kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia , Mike Ryan, mengatakan kepada wartawan di Jenewa, menambahkan bahwa tim tanggapan telah mengidentifikasi 60 kontak pengkhotbah evangelis yang jatuh sakit di Goma dan "memvaksinasi 30 dari mereka." 

TRIBUNNEWS.COM - Direktur Prgram Kedarutan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Mike Ryan pada Senin (7/6/2021) angkat bicara soal penyelidikan asal-usul virus corona.

Menurut Ryan, WHO tidak dapat memaksa China untuk membocorkan lebih banyak data terkati asal-usul virus corona.

Ryan menambahkan, perlu studi lebih lanjut untuk memahami di mana virus corona itu muncul dan bermutasi.

"WHO tidak memiliki kekuatan untuk memaksa siapa pun dalam hal ini," ucap Ryan, seperti dilansir Tribunnews dari Reuters.

"Kami sangat mengharapkan kerja sama, masukan, dan dukungan dari semua negara anggota kami dalam upaya itu," kata Ryan.

Baca juga: WHO Pastikan Vaksin Covid-19 yang Digunakan Di Indonesia Sesuai Standar Keamanan dan Khasiat

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus (kanan) mendengarkan kepala kedaruratan WHO Mike Ryan selama pertemuan yang diadakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang penyakit Ebola di Republik Demokratik Kongo, pada 15 Juli 2019, di Jenewa. Kasus Ebola yang dikonfirmasi di kota utama Republik Demokratik Kongo, Goma, adalah
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus (kanan) mendengarkan kepala kedaruratan WHO Mike Ryan selama pertemuan yang diadakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang penyakit Ebola di Republik Demokratik Kongo, pada 15 Juli 2019, di Jenewa. Kasus Ebola yang dikonfirmasi di kota utama Republik Demokratik Kongo, Goma, adalah "peringatan" tentang bahaya wabah, kata seorang pejabat tinggi PBB pada 15 Juli 2019. "Goma adalah peringatan," kepala kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia , Mike Ryan, mengatakan kepada wartawan di Jenewa, menambahkan bahwa tim tanggapan telah mengidentifikasi 60 kontak pengkhotbah evangelis yang jatuh sakit di Goma dan "memvaksinasi 30 dari mereka." (FABRICE COFFRINI / AFP)

Di sisi lain, ada teori yang bermunculan dan ramai dibicarakan, bahwa virus corona awalnya melompak dari hewan, mungkin dimulai dengan kelelawar, ke manusia, atau virus corona lolos dari laboratorium virologi di Wuhan, China.

Awal tahun ini, anggota tim dari WHO mengunjungi China untuk mencari tahu asal-usul virus corona.

Berita Rekomendasi

Mereka menuturkan tidak memiliki akses ke semua data.

Baca juga: Mengapa WHO Sebut Varian B.1.617.2 Sebagai Delta? Ini Penjelasannya

Institut Virologi Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei tengah China.
Institut Virologi Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei tengah China. (AFP / Hector RETAMAL)

Reuters menulis, pernyataan tim WHO itu lantas memicu perdebatan yang terus berlanjut tentang transparasi China.

Kini, para ilmuwan sedang meninjau kembali misteri utama COVID-19; di mana, kapan, dan bagaimana virus yang menyebabkan penyakit itu berasal?

Dua teori bersaing yang berlaku adalah bahwa virus melompat dari hewan, mungkin berasal dari kelelawar, ke manusia, atau bahwa virus itu lolos dari laboratorium virologi di Wuhan, Cina.

Baca juga: Target WHO dalam Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia

Institut Virologi Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei tengah China.
Institut Virologi Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei tengah China. (Sky News)

Berikut ini adalah apa yang diketahui tentang asal-usul virus corona:

Mengapa Lab Wuhan jadi Sorotan?

Institut Virologi Wuhan (WIV) adalah fasilitas penelitian dengan keamanan tinggi yang mempelajari patogen di alam yang berpotensi menginfeksi manusia dengan penyakit baru yang mematikan dan eksotis.

Laboratorium tersebut telah melakukan pekerjaan ekstensif pada virus yang dibawa kelelawar sejak wabah internasional SARS-CoV-1 2002, yang dimulai di China, menewaskan 774 orang di seluruh dunia.

Lembaga ini mengumpulkan materi genetik dari satwa liar untuk eksperimen di laboratoriumnya di Wuhan.

Para peneliti bereksperimen dengan virus hidup pada hewan untuk mengukur kerentanan manusia.

Untuk mengurangi risiko patogen lolos secara tidak sengaja, fasilitas tersebut seharusnya menerapkan protokol keselamatan yang ketat, seperti pakaian pelindung dan penyaringan udara super.

Tetapi bahkan tindakan yang paling ketat pun tidak dapat menghilangkan risiko tersebut.

Baca juga: WHO Akui Sebaran Vaksin Covid-19 Tak Merata

Foto dari udara menunjukkan laboratorium BSL-4 di Institut Virologi Wuhan di Wuhan di Provinsi Hubei Tengah Cina pada 17 April 2020. Laboratorium epidemiologi P4 dibangun bekerja sama dengan perusahaan bio-industri Prancis Institut Merieux dan Akademi Ilmu Pengetahuan China . Fasilitas ini adalah di antara segelintir laboratorium di seluruh dunia yang dibuka untuk menangani patogen Kelas 4 (P4) - virus berbahaya yang berisiko tinggi penularan dari orang ke orang.
Foto dari udara menunjukkan laboratorium BSL-4 di Institut Virologi Wuhan di Wuhan di Provinsi Hubei Tengah Cina pada 17 April 2020. Laboratorium epidemiologi P4 dibangun bekerja sama dengan perusahaan bio-industri Prancis Institut Merieux dan Akademi Ilmu Pengetahuan China . Fasilitas ini adalah di antara segelintir laboratorium di seluruh dunia yang dibuka untuk menangani patogen Kelas 4 (P4) - virus berbahaya yang berisiko tinggi penularan dari orang ke orang. (Hector RETAMAL / AFP)

Mengapa Muncul Dugaan "Kecelakaan" di Laboratorium?

Bagi beberapa ilmuwan, pelepasan patogen berbahaya melalui pekerja lab yang ceroboh adalah hipotesis yang masuk akal tentang bagaimana pandemi dimulai dan memerlukan penyelidikan.

Laboratorium Wuhan, fasilitas penelitian SARS terkemuka di China, tidak jauh dari Pasar Makanan Laut Huanan, yang pada awal krisis kesehatan disebut-sebut sebagai tempat yang paling mungkin terjadi penularan virus dari hewan ke manusia.

Pasar tersebut juga merupakan tempat kejadian superspreader COVID-19 pertama yang diketahui.

Kedekatan mereka menimbulkan kecurigaan langsung, didorong oleh kegagalan sejauh ini untuk mengidentifikasi satwa liar yang terinfeksi dengan garis keturunan virus yang sama dan diperparah oleh penolakan pemerintah China untuk mengizinkan skenario kebocoran laboratorium diselidiki sepenuhnya.

Para ilmuwan dan lainnya telah mengembangkan hipotesis berdasarkan kekhawatiran umum tentang risiko yang terlibat dalam penelitian laboratorium virus hidup, petunjuk dalam genom virus, dan informasi dari studi oleh para peneliti institut.

Meskipun para ilmuwan laboratorium Wuhan mengatakan mereka tidak memiliki jejak SARS-CoV-2 dalam inventaris mereka pada saat itu, 24 peneliti mengirim surat kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak penyelidikan yang ketat dan independen.

Misi pertama WHO ke China tahun ini gagal menyelidiki cukup dalam, tulis mereka.

Lembar fakta Departemen Luar Negeri AS, dirilis sebelum misi WHO pada hari-hari memudarnya Administrasi Trump, menuduh, tanpa bukti, bahwa beberapa peneliti WIV jatuh sakit dengan gejala yang konsisten dengan COVID-19 atau penyakit musiman umum sebelum kasus pertama yang dikonfirmasi secara publik pada Desember 2019.

Berita lain terkait dengan Asal-usul Virus Corona

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas