Warga Protes Vaksinasi Massal Pelajar SMP di Kota Ine Jepang
Pemda mempertimbangkan untuk menyerahkan laporan kerugian yang diderita akibat protes kepada polisi.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Vaksinasi massal bagi pelajar SMP anak usia 12 tahun ke atas di Kota Ine Kyoto mendapat protes dari masyarakatnya.
Pemda Ine dibanjiri protes tentang memulai vaksinasi virus corona untuk orang berusia di atas 12 tahun, mengungkapkan kebijakan untuk menghentikan vaksinasi massal di sekolah menengah pertama dan beralih ke vaksinasi individu untuk menghindari kebingungan.
Pemda juga mempertimbangkan untuk menyerahkan laporan kerugian yang diderita akibat protes kepada polisi, mengatakan bahwa protes terhadap kota bahkan sampai mengancam staf.
Kota Ine telah memulai vaksinasi corona baru untuk anak-anak dan siswa berusia 12 tahun ke atas mulai tanggal 6 Juni, dan pada akhir bulan ini, satu-satunya sekolah menengah pertama di kota tersebut melakukan penyesuaian untuk memberikan vaksinasi massal kepada siswa.
Namun, sekitar 200 panggilan telepon dan email yang memprotes vaksinasi anak diterima dari tanggal 7 hingga 8 Juni.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 untuk Usia 18 Tahun ke Atas di DKI Jakarta Gunakan AstraZeneca
Dan kota menghentikan vaksinasi massal di sekolah menengah pertama dan memulai vaksinasi individu untuk menghindari kebingungan.
"Kami akan mempertimbangkan cara memesan vaksinasi individu dan kapan memulainya," ungkap sumber Tribunnews.com, Kamis (10/6/2021).
Pemerintah kota mengatakan bahwa ini adalah langkah untuk membantu orang memahami bahwa vaksinasi bersifat sukarela.
"Kami ingin menjelaskan sepenuhnya keuntungan dan kerugian kepada siswa dan orang tua dengan kerja sama dokter, dan segera melanjutkan dengan vaksinasi bagi mereka yang menginginkannya," kata pemda.
Di sisi lain, jika ada konten yang mengancam staf seperti "membunuh" atau "menghajarmu" dalam protes terhadap kota tentang vaksinasi anak-anak, dikatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk menyerahkan laporan kerugian atas ancaman tersebut ke polisi.
Menteri Pendidikan Hagiuda memang tidak mau melakukan vaksinasi massal di sekolah karena diperkirakan akan muncul berbagai dampak seperti ijime (bully) di antara para murid terutama yang tak mau divaksinasi.
Belum lagi dampak lain seperti protes yang dialami Kota Ine tersebut.
Sementara itu Beasiswa dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.