Nasib Perdana Menteri Benjamin Netanyahu Ditentukan Malam Ini
Nasib Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tinggal beberapa jam, saat Knesett bertemu malam ini untuk mengukuhkan koalisi Naftali Bennett-Yair Lapid
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM - Kekuasaan 12 tahun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tinggal beberapa jam lagi. Parlemen (Knesset) akan melakukan pemungutan suara Minggu (13/6) pukul 16.00 waktu setempat (pukul 20.00 WIB).
Kabinet baru akan dilantik setelah mosi tidak percaya Knesset yang diperkirakan akan dimenangkan koalisi oposisi tengah Yair Lapid dan ultra-nasionalis Naftali Bennett.
Bennett, seorang jutawan hi-tech, akan menjabat sebagai perdana menteri selama dua tahun. Setelah itu Lapid, mantan pembawa acara TV populer, gentian memimpin Israel.
Koalisi Lapid-Bennett ini terdiri sejumlah partai, termasuk satu partai Palestina Israel yang mewakili 21 persen minoritas.
Mereka sebagian besar berencana untuk menghindari gerakan besar-besaran pada isu-isu internasional seperti kebijakan terhadap Palestina sementara mereka fokus pada reformasi domestik.
Baca juga: PROFIL Naftali Bennett, Keras Terhadap Palestina, Incar Posisi Benjamin Netanyahu
Namun koalisi baru Israel ini tidak terlalu menggembirakan bagi warga Palestina. Bennett dianggap akan lebih focus pada agenda sayap kanan yang tak jauh kebijakannya dengan Netanyahu.
Pemungutan suara dimulai setelah Netanyahu, Bennet, dan Lapid memberikan sambutannya di Knesset.
Sehari jelang pemungutan suara, Sabtu malam, para penentang Netanyahu merayakan kegembiraannya di luar kediaman Perdana Menteri Israel ini.
Lokasi ini menjadi tempat protes mingguan terhadap pemimpin sayap kanan selama setahun terakhir, di mana spanduk hitam membentang di dinding bertuliskan: “Sampai jumpa. -bye, Bibi, Bye-bye,” dan para demonstran bernyanyi, menabuh genderang, dan menari.
Baca juga: Perdana Menteri Benjamin Netanyahu Tanggapi Calon Penggantinya: Ini Kecurangan Pemilu
“Bagi kami, ini adalah malam yang besar dan besok akan menjadi hari yang lebih besar. Saya hampir menangis. Kami berjuang dengan damai untuk ini (kepergian Netanyahu) dan harinya telah tiba,” kata pengunjuk rasa Ofir Robinski.
“Kami merayakan tahun perang saudara,” kata Maya Arieli, seorang pengunjuk rasa dari Petach Tikva di Israel tengah.
“Semua orang memberi tahu kami bahwa itu tidak akan berhasil. Tapi, besok pemerintah baru akhirnya akan berada di Israel, dan itu membuktikan bahwa perjuangan sipil berhasil,” katanya.
Netanyahu (71) gagal membentuk pemerintahan setelah pemilihan umum Israel 23 Maret lalu. Ia menjabat sebagai perdana Menteri selama 12 tahun.
Sering disebut dengan nama panggilannya Bibi, Netanyahu dicintai oleh pendukung garis kerasnya dan dibenci oleh para kritikus. Pengadilan korupsi yang sedang berlangsung, atas tuduhan yang dibantahnya, hanya memperdalam jurang.
Baca juga: Palestina Tolak Koalisi Anti-Netanyahu di Israel: Tak Ada Bedanya