PROFIL Ebrahim Raisi, Presiden Baru Iran, Seorang Hakim Agung, Dituduh Terlibat Eksekusi Massal 1988
PROFIL Ebrahim Raisi, presiden terpilih Iran 2021. Ia menjabat sebagai hakim agung, namun diduga terlibat eksekusi massal tahanan politik tahun 1988
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Daryono
Haiat juga memperingatkan bahwa pemimpin baru itu pasti akan meningkatkan aktivitas nuklir Iran.
Iran dan Israel telah lama berada dalam "perang bayangan", yang mengakibatkan kedua negara mengambil bagian dalam aksi balas dendam, tetapi sejauh ini tetap menghindari konflik.
Namun belakangan, permusuhan antara keduanya kembali meningkat.
Salah satu sumber ketegangan terbesar dipercaya adalah aktivitas nuklir Iran.
Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan ilmuwan nuklir utamanya tahun lalu dan serangan terhadap salah satu pabrik pengayaan uraniumnya pada April.
Baca juga: Israel Sebut Ebrahim Raisi Ekstremis, Yakin Presiden Baru Iran Itu akan Tingkatkan Program Nuklir
Sementara itu, Israel tidak percaya bahwa program nuklir Iran adalah program yang murni damai.
Israel yakin Iran bekerja untuk membangun senjata nuklir.
Kesepakatan nuklir Iran 2015 runtuh ketika mantan Presiden AS Donald Trump meninggalkan kesepakatan pada 2018, dan memberlakukan kembali sanksi yang melumpuhkan ekonomi.
Pemerintahan Biden sekarang mencoba mencari cara untuk memasuki kembali kesepakatan itu.
Menanggapi sanksi yang diperketat, Iran meningkatkan kegiatan nuklirnya, dan saat ini memperkaya uranium pada tingkat tertinggi yang pernah ada - meskipun jumlah itu masih kurang dari apa yang dibutuhkan untuk membuat senjata tingkat nuklir.
Sementara itu, Ayatollah Khamenei telah berulang kali menyerukan penghapusan negara Israel.
Pada tahun 2018, ia menggambarkan negara itu sebagai "tumor kanker" yang harus dikeluarkan dari wilayah tersebut.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita lainnya seputar Iran