Aung San Suu Kyi Sebut Sebagian Keterangan Saksi di Pengadilan Tidak Benar
Pemimpin Myanmar yang digulingkan militer, Aung San Suu Kyi mengatakan bahwa ada beberapa kesaksian di persidangannya yang salah.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Arif Fajar Nasucha
Di antaranya, melanggar undang-undang rahasia negara, peninggalan dari hukum kolonial Inggris yang dapat dihukum hingga 14 tahun penjara, dan menerima suap, yang membawa hukuman penjara maksimal 15 tahun.
Aung San Suu Kyi Berterima Kasih
Aung San Suu Kyi berterima kasih kepada para pendukungnya yang setia dan tetap menentang junta militer Myanmar melalui aksi protes bunga.
Pendukung Aung San Suu Kyi melakukan aksi unjuk rasa di seluruh negeri pada Sabtu (19/6/2020) dengan mengenakan bunga di rambut mereka, rambut panjang gaya khas Aung San Suu Kyi, untuk menandai hari ulang tahun ikon demokrasi yang kini ditahan junta militer.
Banyak yang meniru gaya rambut bunga dan mengunggah gambar ke media sosial, dari mantan ratu kecantikan hingga tentara pemberontak.
Pengacara Aung San Suu Kyi, Khin Maung Zaw, mengatakan kepada wartawan di persidangan Senin kemarin bahwa Suu Kyi menyampaikan terima kasihnya dan menyampaikan keinginannya untuk rakyat.
"Dia dalam keadaan sehat," ujar Khin Maung Zaw, saat mendampingi Suu Kyi dalam persidangan kemarin.
Min Min Soe, mengatakan Aung San Suu Kyi memberi mereka masing-masing empat cokelat untuk perayaan ulang tahunnya.
"Dia juga menyuruh masyarakat untuk bersatu," katanya.
Pertemuan singkat dengan tim hukumnya telah menjadi satu-satunya cara Aung San Suu Kyi menjangkau dunia luar sejak ia ditahan pada 1 Februari 2021 lalu.
Baca juga: Aung San Suu Kyi Berterima Kasih atas Gerakan Bunga Pendukungnya, Beri Cokelat ke Pengacara
Tentang Aung San Suu Kyi
Aung San Suu Kyi muncul sebagai kekuatan politik selama pemberontakan 1988 melawan rezim militer sebelumnya, sangat siap untuk memimpin gerakan pro-demokrasi Myanmar selama periode ketidakstabilan.
Putri ikon kemerdekaan Aung San, dia baru saja kembali dari Inggris, di mana dia belajar di Oxford dan menikah dengan pria Inggris.
Dia menjadi identik dengan gerakan pro-demokrasi Myanmar dan mendapatkan rasa hormat jutaan orang dengan mengorbankan kebebasan dan keselamatannya untuk tujuan tersebut.