Taliban Rebut Perbatasan Utama Afghanistan dengan Tajikistan
Pejabat dan perwira militer di Afghanistan mengatakan Taliban telah merebut perbatasan utara Afghanistan dengan Tajikistan pada Selasa (23/6/2021).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Pembicaraan antara pemerintah dan Taliban yang berlangsung di Qatar belum membuahkan hasil.
Sementara para pemimpin Taliban mengatakan mereka siap untuk berunding, pengamat yang mengetahui pembicaraan itu mengatakan bahwa gerakan itu tampaknya lebih fokus untuk mengamankan keuntungan militer guna memperkuat posisi negosiasinya.
“Peluang untuk melihat dorongan baru untuk negosiasi perdamaian sekarang terlihat compang-camping dan sebagian besar percaya bahwa perang yang telah berlangsung selama 40 tahun di Afghanistan akan semakin intensif, negara mungkin terpecah,” kata James Bays, Al Editor diplomatik Jazeera.
Meskipun semua negara anggota Dewan Keamanan sepakat tentang perlunya membawa negosiasi kembali ke jalurnya, Bays menjelaskan, sebagian besar fokus dalam beberapa minggu mendatang malah akan diarahkan pada upaya untuk mengurangi keadaan darurat kemanusiaan, termasuk prospek bencana.
Baca juga: Singgung Perjanjian Nuklir dengan AS, Presiden Baru Iran Ebrahim Raisi Menolak Bertemu Joe Biden
Baca juga: Presiden Terpilih Iran Tegaskan Tidak akan Bersedia Bertemu dengan Joe Biden
Biden akan Bertemu Presiden Afghanistan
Sementara itu, Gedung Putih pada Minggu mengumumkan bahwa Presiden AS Joe Biden akan bertemu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan Abdullah Abdullah, kepala Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional negara itu, yang mengawasi tim negosiasi pemerintah.
Pertemuan Jumat, menurut pernyataan Gedung Putih, dimaksudkan untuk menegaskan kembali bantuan keuangan dan kemanusiaan AS "untuk mendukung rakyat Afghanistan, termasuk perempuan Afghanistan, anak perempuan dan minoritas".
Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan percakapan mereka juga akan "terus membahas bagaimana kita dapat bekerja sama untuk memastikan bahwa Afghanistan tidak pernah lagi menjadi tempat yang aman bagi kelompok teroris yang menimbulkan ancaman bagi tanah air AS".
Berita lain terkait Taliban
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.