Dijanjikan Akan Dinikahi, Wanita Paruh Baya AS Bocorkan Informasi Rahasia ke Hizbullah
Miriam Taha Thompson (62) yang pegawai pertahanan AS membocorkan informasi rahasia demi mendapatkan cinta pria yang berafiliasi dengan Hizbullah
Editor: hasanah samhudi
Serangan ini sebagai pembalasan atas serangan terhadap pangkalan militer yang menampung pasukan koalisi Operational Inherent Resolve.
Baca juga: Cegah Aksi Spionase, Amerika Mulai Batasi Pergerakan Para Diplomat China
Menanggapi serangan udara, pengunjuk rasa menyerang Kedutaan AS di Baghdad, yang oleh Donald Trump saat itu bahwa serangan itu diatur oleh Iran.
Kemudian pada 3 Januari 2020, Amerika Serikat membunuh Qassem Soleimani, pemimpin elit Korps Pengawal Revolusi Islam di Bandara Internasional Baghdad.
Jaksa mengatakan pria kokonspirator tersebut kemudian menghubungi Thompson dengan sangat emosional dan kesal tentang serangan udara itu.
Pria tersebut meminta Thompson untuk memberikan informasi kepada Hizbullah tentang aset manusia yang membantu Amerika Serikat menargetkan Soleimani.
Jaksa mengatakan, Thompson pun menyerahkan sejumlah informasi yang diminta pacarnya. Secara total, Thompson menyerahkan informasi identitas delapan aset manusia yang menyamar, termasuk nama asli dan foto mereka.
Baca juga: Iran Hukum Mati Agen Spionase Amerika dan Israel
Selain itu, Thompson juga memberikan informasi 10 target AS dan berbagai taktik, Teknik, dan prosedur yang digunakan aset manusia untuk mendapatkan informasi bagi Amerika Serikat, kata pihak jaksa.
Thompson ditangkap pada 27 Februari 2020 setelah penyelidikan yang dimulai sebulan sebelumnya, dan dia didakwa beberapa hari kemudian pada 5 Maret.
Kuasa hukum Thompson meminta Hakim Distrik AS John D Bates agar kliennya hanya dihukum tujuh tahun.
Pembela Thompson telah meminta hukuman tujuh tahun dari Hakim Distrik AS John D. Bates.
Namun ia mengatakan, tidak mengetahui apakah ada kasus spionase di mana terpidana mendapat hukuman kurang dari 15 tahun karena menyerahkan identitas aset manusia, lapor The Washington Post.
Baca juga: Iran Mendakwa Turis Prancis atas Tuduhan Spionase dan Propaganda
Sewaktu meminta keringanan hukuman kepada Hakim Bates, Thompson mengatakan bahwa ia mencintai negaranya dan pasukannya.
“Karena saya sangat mengharapkan cinta itu, saya lupa siapa saya untuk waktu yang singkat,” ujarnya,
Akhirnya, Thompson dijatuhi hukuman 23 tahun penjara. Yang meringankan hukuman adalah Thompson sudah bertugas bersama pasukan AS di Afghanistan, Irak dan Suriah.
Tapi hukuman penjara 23 tahun pada dasarnya diperkirakan akan membuatnya tetap berada di balik jeruji besi selama sisa hidupnya. (Tribunnews.com/UPI/Hasanah Samhudi)