Upaya Rusia Lawan Lonjakan Covid-19 Saat Asia-Pasifik Perketat Pembatasan
Moskow catat umlah kematian harian akibat virus corona terburuk, ketika negara-negara di kawasan Asia-Pasisfik memberlakukan kembali pembatasan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Restoran, bar, dan kafe tutup dan perintah tinggal di rumah dikeluarkan, membuat pusat kota hampir kosong.
“Mengingat betapa menularnya jenis virus ini, kami mengantisipasi bahwa dalam beberapa hari ke depan jumlah kasus kemungkinan akan meningkat bahkan melampaui apa yang telah kita lihat hari ini,” kata Perdana Menteri negara bagian New South Wales Gladys Berejiklian.
Lebih dari 110 kasus Covid-19 telah dilaporkan di Sydney sejak seorang pengemudi awak penerbangan internasional dinyatakan positif pada pertengahan Juni untuk varian Delta.
Lonjakan telah menjadi kejutan untuk tempat yang telah kembali ke normalitas relatif setelah berbulan-bulan dengan beberapa kasus lokal.
“Wilayah Utara sekarang menghadapi ancaman terbesarnya sejak krisis COVID dimulai,” kata Kepala Menteri Wilayah Utara Michael Gunner.
Baca juga: Dokter Ahli Jepang Ungkap Bahayanya Varian Delta Covid-19
Pembatasan diberlakukan kembali
Lonjakan infeksi serupa telah terlihat di seluruh Asia Tenggara, Indonesia mencatat rekor infeksi harian baru lebih dari 21.000.
Rumah sakit Ibu Kota Jakarta dan titik panas Covid-19 lainnya di negara yang paling terpukul di kawasan itu dibanjiri pasien.
Sementara, Thailand mulai Senin (28/6/2021) memberlakukan kembali pembatasan restoran, lokasi konstruksi, dan pertemuan di ibu kota Bangkok.
Gelombang terbaru negara itu dimulai pada bulan April ketika sebuah cluster ditemukan di klub-klub kelas atas Bangkok.
Perdana Menteri Prayut Chan-O-Cha mengatakan dia berencana untuk membuka kembali negara itu sepenuhnya pada Oktober, tetapi ini akan membutuhkan pencapaian target vaksinasi 50 juta orang Thailand dalam empat bulan.
Pravit Rojanaphruk, seorang kolumnis surat kabar, mengatakan bahwa peluncuran vaksin di Thailand telah dilanda penundaan.
“Hanya sekitar 10 persen dari populasi yang mendapatkan dosis pertama, sementara hanya empat persen yang menerima suntikan kedua,” katanya kepada Al Jazeera.
Baca juga: Perpanjang Lockdown, PM Malaysia Luncurkan Paket Stimulus Tambahan Rp 524,7 Triliun
Baca juga: Singapura Siap Hidup Bersama Covid-19 dan Anggap Flu Biasa, Inilah Faktanya
Di negara tetangga Malaysia, perdana menteri mengumumkan bahwa penguncian nasional yang berlaku selama sekitar satu bulan sudah akan berlanjut, dan dia tidak memberikan tanggal untuk pencabutan pembatasan.