Ratusan Orang Meninggal dalam 5 Hari karena Suhu Panas di Kanada, Rata-rata Rumah Tak Berventilasi
Kematian mendadak akibat gelombang panas ekstrem di Kanada bagian barat meningkat menjadi ratusan dalam lima hari.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Kematian mendadak akibat gelombang panas ekstrem di Kanada bagian barat meningkat menjadi ratusan dalam lima hari.
Suhu tinggi yang memecahkan rekor suhu panas di Kanada dikhawatirkan berdampak buruk bagi kelompok lansia.
Kepala Koroner British Columbia, Lisa Lapointe pada Rabu (30/6/2021) mengatakan bahwa layanannya menerima sedikitnya 486 laporan kematian antara Jumat dan Rabu sore.
Jumlah ini dia perkirakan akan meningkat karena masih di tahap awal gelombang panas.
Angka 486 ini menandai peningkatan sebanyak 195% dari biasanya, yakni sekitar 165 kematian karena suhu panas di British Columbia dalam periode lima hari.
"Lima hari terakhir di British Columbia telah melihat jumlah kematian yang belum pernah terjadi sebelumnya dilaporkan ke BC Coroners Service," kata Lapointe dalam pernyataan, dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: Gelombang Panas Ekstrem di Kanada, PM Justin Trudeau Sampaikan Belasungkawa kepada yang Meninggal
Baca juga: Puluhan Orang Tewas Mendadak karena Gelombang Panas Ekstrem di Kanada
Lapointe menerangkan, meskipun ratusan kematian ini tidak bisa langsung dihubungkan dengan suhu panas, namun diyakini peningkatan signifikan korban tewas disebabkan cuaca ekstrem di salah satu provinsi di Kanada ini.
Menurut Lapointe, mereka yang meninggal kebanyakan tinggal sendiri di rumah yang tidak berventilasi.
Pada Rabu malam, Kota Lytton di British Columbia dievakuasi karena kebakaran hutan, sehari setelah rekor suhu tertinggi di Kanada yakni 49,6C (121,3F).
Panas di bagian barat Kanada dan AS disebabkan oleh kubah udara panas statis bertekanan tinggi yang membentang dari California hingga wilayah Arktik.
"Saya tidak pernah mengalami hal seperti ini selama 70 tahun saya," kata Janice Houldsworth, yang tinggal di komunitas Castlegar British Columbia.
Dia mengatakan kepada BBC bahwa dirinya tidak keluar rumah selama empat hari.
"Kami menghitamkan semua jendela, menghidupkan kipas angin terus-menerus, menyemprot dengan kabut, mandi air dingin, dan pancuran dan minum banyak cairan."
Polisi Metro Vancouver pada Selasa (29/6/2021) melaporkan lebih dari 65 kematian mendadak sejak gelombang panas mulai terjadi pada Jumat.
Polisi di kota-kota lain seperti Burnaby dan Surrey juga melaporkan lusinan kematian mendadak.
Pihak berwenang mengatakan kebanyakan korban adalah para lansia.
"Sebagian besar kasus ini terkait dengan panas," kata Sersan Polisi Vancouver, Steve Addison dalam sebuah pernyataan.
"Kami belum pernah melihat yang seperti ini, dan itu menghancurkan hati kami. Jika Anda memiliki anggota keluarga yang lanjut usia atau rentan, harap hubungi mereka atau mampir untuk memeriksanya," jelasnya.
Warga Kanada diminta banyak minum agar terhidrasi, tidak keluar rumah, dan memeriksa anggota keluarga atau tetangga lansia.
Baca juga: Cara Menyimpan Minyak Zaitun dengan Benar, Hindari dari Panas, Cahaya dan Oksigen
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Jumat, 2 Juli 2021: 24 Wilayah di Indonesia Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem
Panas ekstrem ini diperkirakan akan meluas ke wilayah Kanada lainnya pada Kamis ini, kata ahli meteorologi Doug Gillham.
Rekor suhu tertinggi berpotensi terjadi di beberapa kota termasuk Kota Kelowna di British Columbia, Kota Calgary dan Edmonton di Amberta, dan Kota Saskatoon di Saskatchewan.
Amerika Serikat juga mengalami gelombang panas ekstrem.
Di Oregon, pihak berwenang mengatakan setidaknya 63 orang telah meninggal karena masalah kesehatan terkait dengan cuaca panas selama beberapa hari terakhir.
Empat puluh lima dari kematian itu tercatat di wilayah Multnomah.
Sedikitnya 16 orang tewas di negara bagian King dan Snohomish di negara bagian Washington.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.