Bangun 800 Rumah Mewah, Kim Jong-Un Curiga Mau Dikudeta
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, tampaknya mencurigai adanya usaha kudeta terhadap kepemimpinannya.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, KOREA UTARA - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, tampaknya mencurigai adanya usaha kudeta terhadap kepemimpinannya.
Tanda-tanda itu tampaknya berkaitan dengan terbakarnya kendaraan komando pengawalan dirinya pada Rabu (7/7/2021).
Diwartakan Monthly Chosun seperti dikutip dari Allkpop, Kim Jong-un memesan material berkualitas tinggi untuk digunakan dalam pembangunan rumah mewah pada 30 Juni.
Material tersebut didatangkan dari China melalui kapal penyelundup.
Kapal itu tiba di pelabuhan Dongyang, pada Minggu (4/7/2021), dan mengantarkan material kualitas tinggi di Pyongyang dengan tujuh kendaraan komando.
Baca juga: Kim Jong Un Copot Pejabat Senior Terkait Penanganan Covid-19 karena Dinilai Timbulkan Krisis Besar
Cara tersebut dilakukan untuk menghindari pengintaian internasional.
Namun, saat dilakukan proses pengantaran, kendaraan terakhir terbakar dengan material yang dibawanya di tempat.
Menurut Komandan Pasukan Pengawalan, kendaraan itu dibakar lewat aksi yang disengaja.
Insiden itu pun telah dilaporkannya ke Kim Jong-un.
Menurut laporan yang diungkapkan Monthly Chosun, Kim Jong-un melihat hal itu sebagai kemungkinan adanya upaya kudeta.
Ia pun mengirim tim penyelidik dari Komando Pertahanan Nasional untuk melakukan investigasi secara intensif.
Apalagi, pengantaran material berkualitas tinggi tersebut merupakan rahasia penting negara.
Bahkan mereka memberikan nama sandi “Barang No.1” agar kedatangan barang-barang itu tak terpantau.
Material-material tersebut dikabarkan menjadi bahan-bahan dari pembangunan 800 rumah mewah di dekat sungai Pyeongyang.
Dilaporkan 800 rumah itu dibagun Kim Jong-un dan akan diberikan sebagai hadiah.
Pecat Pejabat Senior
Sebelumya, Kim Jong Un dikabarkan menggantikan posisi beberapa pejabat senior Korea Utara.
Dilansir France24, media pemerintah melaporkan pada Rabu (30/6/2021), keputusan Kim Jong Un diambil lantaran terjadi "insiden serius" terkait penanganan wabah Covid-19.
"Para pejabat menyebabkan insiden serius yang menimbulkan krisis besar bagi keselamatan bangsa dan rakyatnya," ungkap Kim Jong Un dalam pertemuan politbiro, diwartakan Kantor Berita Pusat Korea.
Namun, tidak ada rincian lebih lebih lanjut soal apa yang terjadi di belakangnya.
Baca juga: Intip 5 Evolusi Gaya Han So-Hee dalam Drama Korea, dari Reunited Worlds hingga Nevertheless
Kim Jong Un menambahkan bahwa inkompetensi dan tidak bertanggung jawab dari para pejabat senior merupakan faktor utama yang menghambat pelaksaan tugas-tugas penting.
"Mereka terpikat oleh keegoisan dan kepasifan," ucap Kim Jong Un.
Sistem kesehatan negara miskin yang tengah mengembangkan senjata nuklir di bawah serangkaian sanksi internasional itu menghadapi kekurangan pasokan medis dan dinilai akan kewalahan menghadapi wabah virus corona.
Pyongyang sudah menutup perbatasannya sejak Januari 2020 kemarin untuk memutus penyebaran pandemi, yang pertama kali muncul di China dan menginfeksi seluruh dunia.
Hingga saat ini, Korea Utara belum secara terbuka mengonfirmasi kasus infeksi virus corona, baik di media pemerintah maupun statistik uji yang diungkapkan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca juga: Studi: Vaksin Cegah 7,2 Juta Orang Terinfeksi dan 27 Ribu Orang Meninggal Karena Covid-19 di Inggris
Sumber: Tribunnews.com/Kompas.TV